Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?

Multitasking sering dianggap sebagai cara kerja yang hebat dan efisien. Tapi, benarkah multitasking meningkatkan produktivitas? Atau justru sebaliknya? Simak faktanya di sini!


21 Feb 2025 Sasmitha

Multitasking, sebuah kata yang sangat berkaitan dengan produktivitas. Katanya, seseorang yang bisa multitasking adalah orang yang hebat karena bisa menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus. Tak heran jika banyak pujian ditujukan pada orang-orang yang bisa multitasking. Tak sedikit pula yang berusaha untuk menjadi multitasking.
 
Dengan multitasking, orang-orang beranggapan bisa menyelesaikan banyak tugas atau aktivitas secara bersamaan sehingga bisa lebih hemat waktu dan energi. Karena multitasking dianggap sebagai keterampilan yang keren, orang-orang yang tidak bisa multitasking dianggap sebagai orang yang kurang terampil. 
 
Namun, apakah multitasking benar-benar sepositif itu? Apakah benar kalau multitasking itu kemampuan yang keren? Healthink akan membedahnya di sini untukmu!

 

Apa Sih yang Dimaksud dengan Multitasking?

Secara harfiah, multitasking diartikan sebagai tugas ganda. Sebenarnya, definisi multitasking adalah kemampuan dalam mengerjakan dua atau lebih aktivitas dalam satu waktu. Pengerjaan aktivitas tersebut bisa dilakukan bersamaan atau beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lain dalam satu waktu (task switching). Ini berkaitan dengan jenis-jenis multitasking, yaitu concurrent multitasking dan sequential multitasking.
 
  • Concurrent multitasking adalah kemampuan untuk mengerjakan tugas secara bersamaan dengan tujuan untuk meningkatkan performa kerja. Misalnya, kamu rapat sambil mencatat.
  • Sequential multitasking adalah perilaku untuk beralih dari tugas satu ke tugas lainnya. Misalnya, mengerjakan tugas dan kemudian mengoreksi pekerjaan yang lain.
 
Karena multitasking bisa digunakan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan sekaligus, kemampuan itu dianggap mampu meningkatkan produktivitas. Orang yang bisa multitasking dianggap keren karena tidak semua orang bisa melakukannya. Akan tetapi, masih banyak pro dan kontra terkait multitasking tersebut.

 

Ternyata, Multitasking Memberikan Efek Buruk

Memang sih, kalau dipikir-pikir multitasking itu bisa mempermudah dan mempercepat pekerjaan kita. Namun, tahukah kamu bahwa ternyata multitasking bisa menurunkan produktivitas? Kok, bisa?
 
Faktanya, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa multitasking dapat menghambat produktivitas dengan cara menurunkan pemahaman, fokus, dan kinerja secara keseluruhan.
 
Saat kamu melakukan beberapa pekerjaan sekaligus, maka fungsi kognitif-mu akan terganggu. Ketika kamu mengerjakan dua pekerjaan sekaligus, terjadi peralihan cepat pada saraf otak.
 
Korteks prefrontal, bagian otak yang bertugas melakukan multitasking, akan membagi dua tugas. Setiap pergantian fokus, korteks prefrontal akan menghasilkan penurunan kinerja. Hal itu dikarenakan otak hanya mampu fokus pada satu pekerjaan saja dalam satu waktu. Ketika kamu memaksa otakmu untuk mengerjakan banyak pekerjaan sekaligus, konsentrasi dan fokusmu akan berkurang karena otakmu kelelahan.
 
Hal ini tentu berimbas pada kualitas pekerjaan. Memang, pekerjaanmu akan cepat selesai, tetapi kamu akan menemukan banyak kesalahan. Mungkin, ada hal-hal kecil yang terlewat dan kamu tidak menyadarinya.
 
Bahkan, orang yang terbiasa melakukan multitasking akan mengalami penurunan materi abu-abu di otak mereka. Itu adalah area otak yang berperan dalam mengontrol fungsi kognitif dan meregulasi emosi.
 
Karena itulah, orang-orang yang sering melakukan multitasking juga mempunyai perilaku yang buruk. Kebanyakan dari mereka menunjukkan sikap impulsif. Mereka juga mempunyai kemampuan kontrol diri yang rendah dan mudah terganggu dengan hal lain. 
 
Masih belum percaya bahwa multitasking bisa memberikan dampak buruk padamu? Kamu perlu mengetahui dampak-dampak lain yang bisa ditimbulkan dari multitasking tersebut.
 
  • Multitasking mampu meningkatkan tekanan darah karena tubuh dan otak harus bekerja ekstra, sehingga hormon stres akan dikeluarkan. Itulah yang memicu peningkatan tekanan darah, rasa cemas, dan detak jantung.
  • Mengerjakan banyak tugas sekaligus juga mengganggu ingatan jangka pendek terkait pekerjaan (working memory) dan ingatan jangka panjang.
  • Multitasking akan menurunkan kreativitasmu karena kapasitas otakmu sudah penuh. Saat otakmu sudah lelah, otakmu tidak akan bekerja secara optimal sehingga kreativitas dan imajinasimu akan menurun.
  • Jika kamu mengerjakan banyak tugas sekaligus, kamu akan lebih beresiko mengalami kecelakaan. Misalnya, saat kamu mengemudikan mobil sambil menelepon, kamu tidak akan bisa fokus dengan mobil yang kamu kendarai.

 

Tahukah Kamu, Multitasking Juga Mempengaruhi Kesehatan Mental?

Ternyata, multitasking bisa mempengaruhi kesehatan mental, loh. Kenapa bisa begitu? Faktanya, multitasking menjadikanmu tidak teliti saat mengerjakan tugas atau pekerjaan. Hasilnya, kamu akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk merevisi semua pekerjaan tersebut. Itulah yang menjadikan otakmu kelelahan karena pekerjaanmu tidak segera selesai.
 
Saat otak lelah, hormon kortisol (hormon pemicu stres) akan diproduksi. Itulah yang menjadikanmu mudah stres saat melakukan multitasking. Jika dibiarkan terlalu lama, stresmu akan berkembang menjadi stres kronis yang bisa memicu kecemasan sosial dan depresi.
 
Kecemasan dan depresi itu adalah pertanda bahwa otakmu sudah terlalu lelah secara emosional. Kamu mengalami ketegangan yang menimbulkan rasa cemas berlebihan karena mempunyai keinginan yang kuat untuk menyelesaikan tugas secara bersamaan.
 

Lakukan Ini untuk Menghentikan Kebiasaan Multitasking!

Sekarang, kamu sudah paham, kan, kalau multitasking bisa menimbulkan efek buruk di hidupmu? Alih-alih mendapatkan kualitas hidup yang lebih, kamu justru bisa depresi gara-gara multitasking. Nah, sebelum kamu mengalami stres kronis akibat multitasking, lakukan beberapa cara berikut untuk menghentikan kebiasaan multitasking!
 
  • Buatlah skala prioritas. Dengan menentukan skala prioritas, kamu bisa lebih fokus pada tugas dan mampu menyelesaikannya dengan baik.
  • Kamu juga perlu membuat to-do-list untuk mengetahui tugas apa saja yang perlu dikerjakan dan kapan batas pengerjaannya. Jadi, kamu bisa lebih mudah mengatur waktu sehingga pekerjaanmu akan selesai tepat waktu.
  • Jangan lupa untuk istirahat dengan teratur. Jangan gunakan otakmu secara berlebihan. Kamu membutuhkan istirahat yang cukup untuk menyegarkan pikiran.
  • Jika kamu memang mempunyai banyak tugas dengan deadline yang berdekatan, kamu bisa memberikan jeda untuk pengerjaan setiap tugas. Misal, berikan jeda 20 menit sebelum mengerjakan tugas lain.
  • Kelompokkan tugas-tugasmu dan jadwalkan waktu untuk mengerjakannya. Jadi, kamu bisa fokus mengerjakan satu kelompok tugas dalam satu hari. Setelah itu, kerjakan kelompok tugas lainnya di hari berikutnya.
  • Carilah tempat yang nyaman dan tenang. Hindari berbagai gangguan saat mengerjakan tugas seperti notifikasi ponsel, alarm, atau kebisingan. 
 
Daripada kamu terus memaksakan diri menyelesaikan banyak tugas sekaligus dalam satu waktu, bukankah akan lebih baik kalau kamu membuat skala prioritas? Meskipun tugasmu banyak, kalau manajemen waktumu bagus, kamu pasti akan bisa menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu.
 
Justru multitasking akan menambah beban pekerjaanmu karena kamu harus melakukan banyak revisi setelahnya. Belum lagi, kamu juga berpotensi menjadi stres karena otakmu sudah terlalu lelah. Jadi, di mana letak kerennya multitasking? Nggak ada, kan?
 
Jika kamu sudah terlanjur stres gara-gara multitasking, kamu bisa mulai datang ke psikolog atau psikiater. Sambil mengobati stresmu itu, kamu juga bisa menonton berbagai video edukasi seputar kesehatan mental di Youtube Healthink. Dapatkan juga berbagai tips seputar kesehatan mental dengan mem-follow akun media sosial Healthink. Biarkan Healthink bantu kamu untuk heal your think, think your health agar kamu bisa menjadi manusia yang sehat dan bahagia.

Terbaru

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
25 Apr 2025
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
25 Apr 2025
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
21 Mar 2025
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
20 Mar 2025
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
13 Mar 2025
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
13 Mar 2025
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
13 Mar 2025
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
28 Feb 2025
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
28 Feb 2025
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
28 Feb 2025
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
21 Feb 2025
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
21 Feb 2025
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
21 Feb 2025
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
14 Feb 2025
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
12 Feb 2025
Mengenal dan Mengelola Stress
Mengenal dan Mengelola Stress
11 Feb 2025
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
22 Nov 2024
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
22 Nov 2024
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
15 Nov 2024
Don't Judge Book by It's Cover
Don't Judge Book by It's Cover
15 Nov 2024
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
1 Nov 2024
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
1 Nov 2024
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
23 Oct 2024
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
17 Oct 2024
CBT untuk “Mengobati” Depresi
CBT untuk “Mengobati” Depresi
14 Oct 2024
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
4 Oct 2024
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
4 Oct 2024
Membongkar Jenis-jenis Depresi
Membongkar Jenis-jenis Depresi
24 Sep 2024
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
24 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved