Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya

Depresi bisa terjadi karena faktor biologis dan psikologi. Apa saja sih, yang termasuk ke dalam faktor biologis & psikologi penyebab depresi? yuk kita cari tahu!


4 Oct 2024 Sasmitha

Maraknya kasus bunuh diri akhir-akhir ini dipicu oleh ketidakmampuan orang dalam meregulasi masalah-masalah yang ada dalam hidup. Penumpukan masalah-masalah tersebut seperti bom waktu yang akhirnya akan meledak juga. Iya, depresi termasuk ke dalam bom waktu bagi seseorang yang tidak mampu mengurai atau meregulasi masalah hidupnya dengan baik.
 
Depresi ini bisa terjadi karena faktor biologis dan faktor psikologi. Apa saja, sih, yang termasuk ke dalam faktor biologis penyebab depresi ini? Faktor biologis yang dimaksudkan di sini yaitu seperti silsilah keturunan dari orang tua atau keluarga sedarah yang lain. Ini bisa juga berasal dari genetik, perubahan kimia di otak, dan ketidakseimbangan neurotransmitter.
 
Apa itu neurotransmitter? Neurotransmitter adalah zat kimia yang ada di otak yang berperan mengirimkan pesan antar neuron. Ketidakseimbangan neurotransmitter ini bisa mempengaruhi mood dan berkontribusi memicu depresi. Seperti yang kita ketahui, perubahan mood yang cukup ekstrim bisa menyebabkan kelelahan dan kebingungan dari si penderita sehingga depresi akan sulit dihindari. 
 
Apa saja yang ada di dalam neurotransmitter? Neurotransmitter mengandung beberapa zat kimia di otak yang memiliki fungsinya masing-masing:
 

1. Serotonin

Serotonin sering dikaitkan dengan depresi karena zat kimia ini berkaitan dengan perasaan baik dan kebahagiaan. Apabila serotonin ini tidak seimbang, maka akan memicu perasaan depresi dan kecemasan bagi orang tersebut. Serotonin memang zat yang membahagiakan, tetapi jika jumlahnya tidak seimbang, maka akan menimbulkan efek buruk juga.
 

2. Dopamin

Dopamin merupakan zat yang mempengaruhi motivasi dan kenikmatan dari seseorang. Seseorang bisa merasa bersemangat atau tidak bersemangat tergantung dengan tinggi rendahnya dopamin dalam tubuh. Namun, dopamin yang terlalu berlebihan juga tidak baik karena bisa menyebabkan keputusasaan apabila sesuatu yang ditargetkan tidak tercapai.
 

3. Norepinefrin

Norepinefrin merupakan zat dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat kewaspadaan dan energi seseorang. Jika norepinefrin ini tidak seimbang ataupun terlalu banyak, orang tersebut tidak akan hidup dengan nyaman karena akan selalu waspada dan mencurigai orang-orang di sekitarnya secara berlebihan.
 
Orang depresi biasanya cenderung mempunyai pola pikir yang negatif terhadap orang lain, lingkungan sekitar, bahkan terhadap diri sendiri. Mereka akan selalu curiga dan menentang apapun yang ada dalam diri mereka, bahkan yang ada di dunia ini dan masa depan. Orang dengan gangguan depresi akan menganggap bahwa tidak ada yang bisa dipercaya, semuanya jahat dan masa depan itu tidak ada. Mereka biasanya memiliki keyakinan keliru yang tertanam dalam hati dan pikiran mereka. Jika hal tersebut terjadi dan tidak segera ditangani, maka akibatnya depresi akan menjadi lebih buruk lagi.
 
Orang depresi juga cenderung memiliki sifat rendah diri. Rendah diri berbeda dengan rendah hati, ya. Orang yang rendah hati masih memiliki kendali positif terhadap dirinya, tidak sombong, dan menyadari dampak baik dan buruk atas tindakannya. Sedangkan, orang yang rendah diri justru merasa tidak  berharga, tidak berguna, tidak punya motivasi, tidak mau menerima masukan, dan masukan yang diterima diartikan sebagai ancaman.
 
Akhirnya, banyak dari mereka yang mengisolasi diri dan tidak ingin bertemu dengan siapapun. Kondisi seperti ini cukup menakutkan. Jika tidak ada pengawasan, penderita bisa nekat untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
 
Pengalaman traumatis yang melukai secara psikis ataupun secara fisik akan meningkatkan resiko seseorang mengalami depresi. Trauma akan mengganggu coping atau cara dari seseorang untuk mengatasi masalahnya. Jika coping ini terganggu, maka akibatnya stres akan menjadi berkepanjangan dan bisa mengubah cara tubuh dan otak kita dalam merespon stres. Misalnya, orang dengan pengalaman traumatis yang pernah melihat orang bunuh diri di depan matanya secara langsung, maka orang tersebut akan kesulitan dalam melakukan coping apabila dia ada di situasi tertekan, cenderung akan merasa gagal, dan menyalahkan diri sendiri. 
 
Buat kamu yang sudah pernah mengalami trauma dan depresi, kemudian mati rasa saat mendapatkan trigger, bukan berarti kamu sudah sembuh dari trauma. Maka, disitulah pentingnya peran psikolog dan psikiater untuk mengetahui kondisimu yang sebenarnya.
 
Selain itu, stres kronis mengakibatkan ketidakseimbangan sistem neuro kimiawi dan hormonal tubuh, termasuk juga ke dalam respon stres dari HPA (Hipotalamus-Pituitari-Adrenal). HPA ini berfungsi sebagai pengatur regulasi mood dan emosi di setiap tubuh manusia.
 
Pada saat kita memiliki masalah dan yang kita lakukan justru menolak atau lari dari masalah tersebut, itu merupakan strategi coping yang tidak sehat dan justru bisa memperburuk depresi karena kesempatan untuk belajar coping secara sehat menjadi berkurang. Hal ini bisa mengakibatkan stres semakin menumpuk dan pada akhirnya menjadi bom waktu yang  bisa memicu depresi. Bukannya menyelesaikan, menolak masalah malah bisa memperkeruh kondisi mental kita dan akan semakin kusut jika dibiarkan berlarut-larut. Jadi, jika kamu sedang bermasalah, ada baiknya segera diselesaikan agar tidak menumpuk. Jika butuh pertolongan dari kerabat atau para ahli, jangan segan-segan untuk meminta bantuan.
 
Faktor psikologis dan biologis ini menunjukkan bahwa depresi tidak diskriminatif, tidak melihat usia, jenis kelamin maupun kondisi sosial. Depresi bisa terjadi pada siapa saja dengan berbagai usia dan latar belakang. 
 
Memiliki coping stress yang baik dan sehat akan menjadi salah satu jalan terapi bagi penderita depresi. Lalu, bagaimana caranya memiliki coping stress yang baik? Untuk memiliki coping stress yang baik, kamu bisa belajar dari poin-poin berikut ini:
 

1. Pahami sumber stres

Apabila kamu sudah memahami dan mengerti apa yang menjadi sumber stres, maka langkah untuk kamu bisa membuat strategi penanganan yang lebih tepat adalah memahami masalah yang kamu alami.
 

2. Atur jadwal kegiatan agar lebih efektif dan efisien

Cobalah untuk mulai membuat agenda kegiatan setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan. Lalu, mulailah mengerjakan hal-hal yang sudah diagendakan tersebut. Hal ini akan membantumu dalam meregulasi emosi dan stres. Jika sudah, coba evaluasi lagi selama kamu melakukan kegiatan yang sudah diagendakan, apakah kondisimu lebih baik daripada sebelum melakukannya atau tidak?
 

3. Praktekan relaksasi dan jaga kebugaran tubuh

Sediakan waktu untuk kamu relaksasi. Paling tidak, sehari sekali atau seminggu sekali. Dengan kamu melakukan relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan, fisikmu akan sehat dan pikiranmu akan tenang. Kesehatan fisik juga sangat menunjang kesehatan mental, tubuh yang sakit akan mudah memicu stres.
 
 
Orang dengan keterbatasan kesehatan akan lebih mudah terpuruk dan putus asa serta cenderung lebih menarik diri dari lingkungan karena tidak percaya diri dengan kondisi fisiknya. Selain psikis yang butuh relaksasi, fisik juga membutuhkan nutrisi baik dari makanan yang bergizi. Dengan rutin berolahraga dan olah rasa, kamu akan lebih mudah mendapatkan coping stress yang lebih baik dari sebelumnya.

Nah, semoga artikel ini membantumu untuk bisa memahami faktor utama penyebab depresi, sehingga kamu bisa menerapkan strategi coping terbaik dalam menghadapinya. Namun, jangan berhenti di sini! Kamu masih harus terus belajar untuk menyehatkan kembali kondisi psikismu. Selain datang ke profesional di bidang kejiwaan, kamu juga bisa menonton video-video di Youtube Healthink. Kamu juga tidak boleh ketinggalan konten-konten menarik di akun sosial media Healthink. Jadi, follow sekarang dan heal your think, think your health sekarang juga bersama Healthink.

Terbaru

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
25 Apr 2025
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
25 Apr 2025
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
21 Mar 2025
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
20 Mar 2025
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
13 Mar 2025
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
13 Mar 2025
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
13 Mar 2025
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
28 Feb 2025
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
28 Feb 2025
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
28 Feb 2025
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
21 Feb 2025
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
21 Feb 2025
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
21 Feb 2025
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
14 Feb 2025
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
12 Feb 2025
Mengenal dan Mengelola Stress
Mengenal dan Mengelola Stress
11 Feb 2025
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
22 Nov 2024
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
22 Nov 2024
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
15 Nov 2024
Don't Judge Book by It's Cover
Don't Judge Book by It's Cover
15 Nov 2024
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
1 Nov 2024
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
1 Nov 2024
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
23 Oct 2024
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
17 Oct 2024
CBT untuk “Mengobati” Depresi
CBT untuk “Mengobati” Depresi
14 Oct 2024
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
4 Oct 2024
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
4 Oct 2024
Membongkar Jenis-jenis Depresi
Membongkar Jenis-jenis Depresi
24 Sep 2024
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
24 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved