Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup

Hidup penuh tantangan, tapi bagaimana cara kita menghadapinya yang menentukan segalanya. Yuk, kenali resiliensi dan temukan cara untuk tetap kuat menghadapi masalah!


12 Feb 2025 Sasmitha

Pasti kamu sudah sering mendengar kalimat ini, “hidup itu ibarat roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah.” Kalau dipikir-pikir, kalimat itu ada benarnya juga, kok. Karena hidup memang nggak selalu berjalan mulus seperti yang kita inginkan. Mungkin hari ini semuanya terasa menyenangkan,tetapi keesokan harinya semua yang datang adalah kesialan.
 
Kondisi yang selalu naik turun itulah yang bisa memicu stres. Kabar baiknya, semua orang juga merasakan stres. Jadi, bukan cuma kamu satu-satunya manusia yang pusing dengan hidup. Namun, meskipun setiap orang mendapatkan masalah, respon yang diberikan bisa berbeda-beda. 
 
Ada orang yang akan bangkit dan berusaha menyelesaikan masalah. Namun, ada juga orang yang akan terpuruk dan frustasi karena masalahnya. Kok bisa begitu? Ya, itu karena resiliensi. 
 
Resiliensi tersebut berkaitan dengan ‘ketahanan’ seseorang dalam menghadapi masalah yang menimpanya. Orang yang punya resiliensi yang bagus akan mempunyai mental yang kuat dalam menghadapi masalah. Sebaliknya, orang dengan resiliensi yang rendah akan membutuhkan waktu lama untuk pulih.
 
Nah, agar kamu tidak jadi orang yang lemah dalam menghadapi hari-harimu, Healthink akan membantumu untuk memahami apa itu resiliensi dan bagaimana melatih diri untuk mempunyai resiliensi yang bagus.

 

Menghadapi Kejadian Buruk

Kalau kamu berharap hari-harimu selalu dipenuhi oleh kebahagiaan, maka kamu lebih baik hidup di negeri dongeng. Bukannya kamu nggak boleh bahagia, tetapi kehidupan nyata dipenuhi oleh berbagai kondisi. Senang, sedih, tawa, kecewa. Semua itu tidak bisa dihindari.
 
Tidak semua yang kamu inginkan akan terwujud di dunia. Akan ada kalanya kamu mendapatkan kegagalan meskipun kamu sudah berusaha sekeras mungkin. Namun, kegagalan itu tidak menandakan bahwa kamu kurang, kok. Kegagalan adalah hal wajar dan itu memberikan pelajaran untukmu. 
 
Kejadian-kejadian buruk dalam hidupmu itu memang tidak bisa dihindari. Namun, kamu bisa mengontrol dirimu untuk memberikan respon positif terhadap kejadian-kejadian tersebut. Caranya adalah dengan menerapkan resiliensi. Dalam psikologi, istilah itu dikenal sebagai “bangkit dari kegagalan.” Seperti apa sih itu?

 

Apa Itu Resiliensi?

Secara umum, resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi masalah dan pulih dari kegagalan. Sederhananya, orang yang tetap tenang dalam menghadapi kegagalan adalah orang yang mempunyai resiliensi. 
 
Istilah resiliensi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950-an dengan nama ego-resiliency (ER). Istilah tersebut diartikan sebagai kemampuan penyesuaian diri yang tinggi dan luwes ketika seseorang dihadapkan pada tekanan internal dan eksternal. Setelah itu, terminologi resiliensi mengalami perkembangan pada tahun 1991, tepatnya saat dipublikasikannya penelitian Garmezy di tahun tersebut. Penelitian itu menyebutkan tentang descriptive labels, yaitu anak-anak yang mampu tetap bertahan dalam kondisi yang buruk.
 
Setelahnya, banyak penelitian terkait resiliensi yang dikembangkan. Meskipun konsep penelitian-penelitian itu berbeda, tetapi semuanya menggunakan istilah yang merujuk pada ‘ketahanan diri dalam menghadapi situasi sulit’ atau yang sekarang kita kenal sebagai resiliensi. Semua penelitian tersebut berkaitan dengan tiga model resiliensi berikut:
 
  • Challenge: Individu yang mempunyai kemampuan resiliensi adalah mereka yang mampu menghadapi setiap tantangan dan memecahkan masalah. Mereka memandang pengalaman buruk sebagai hal positif yang bisa membantu mereka untuk menyelesaikan masalah di masa kini.
  • Compensatory: Resiliensi dianggap sebagai faktor yang mampu menetralkan resiko yang berkontribusi pada outcome.
  • Protective Factor: Terkait dengan faktor ini, seseorang yang mempunyai kemampuan resiliensi adalah orang yang menggunakan keterampilannya untuk beradaptasi. Keterampilan itu bisa berupa kemampuan intelektual, optimisme, empati, insight, kepercayaan diri, tekad, dan ketekunan.
 
Jadi, bisa dikatakan bahwa orang-orang dengan resiliensi yang tinggi adalah mereka yang menggunakan kekuatannya untuk bangkit dari masalah. Lalu, apakah orang-orang semacam itu tidak pernah sedih dan kecewa sepanjang hidupnya? Tentu tidak, dong. 
 
Orang-orang yang mempunyai kemampuan resiliensi juga merasakan sedih, kecewa, dan marah. Sama seperti manusia lainnya, kok. Hanya saja, mereka lebih mampu mengelola emosi-emosi negatif tersebut sehingga tidak stres berlarut-larut. Mereka juga tidak membiarkan emosi negatif itu menggerogoti hidup mereka, sehingga mereka berupaya untuk bangkit dalam waktu cepat.

 

Apa Saja, Sih, Jenis-jenis Resiliensi?

Seperti yang sudah dijelaskan, resiliensi adalah kemampuan yang menjadikanmu lebih mudah beradaptasi dengan kondisi buruk yang terjadi. Namun, ternyata ada banyak jenis resiliensi. Kira-kira, kamu mempunyai tipe resiliensi yang mana, nih?
 
  • Resiliensi Mental: Ini adalah kemampuan mental yang kuat dan tahan banting dalam menghadapi masalah. Mental digunakan sebagai modal utama untuk menyelesaikan masalah.
  • Resiliensi Fisik: Ini berkaitan dengan bagaimana fisikmu dipengaruhi oleh masalah yang kamu hadapi. Orang dengan resiliensi fisik yang bagus tidak akan mudah merasa pusing atau mengalami gangguan kesehatan lainnya ketika merespon suatu masalah.
  • Resiliensi Sosial: Resiliensi ini dikenal juga sebagai community resilience yang melibatkan kelompok untuk bisa bangkit. Contohnya adalah dukungan komunitas untuk bisa bangkit lagi setelah bencana alam yang terjadi.
  • Resiliensi Emosional: Ini termasuk kemampuan untuk mengelola emosi saat menghadapi stres. Orang dengan resiliensi emosional yang bagus akan sadar ketika emosinya sedang memburuk, sehingga dia bisa dengan mudah meregulasi emosi tersebut.

 

Bagaimana Cara Meningkatkan Resiliensi?

Tentu kamu sudah sadar, dong, kalau resiliensi itu penting? Lalu, bagaimana agar kamu mempunyai kemampuan resiliensi atau meningkatkan kemampuan tersebut? Healthink bagikan beberapa caranya untukmu!
 
  • Pertama, kamu harus mulai menyaring orang-orang yang boleh dekat denganmu. Artinya, kamu harus memilih orang-orang positif untuk menjadi temanmu. Orang-orang yang positif tersebut akan memberikanmu dukungan ketika kamu menghadapi masalah, bukannya sibuk menggunjing di belakangmu. 
  • Kamu harus menjadi orang yang proaktif. Berusahalah untuk mencari tahu tentang hal-hal positif yang harus dilakukan ketika sedang dalam masalah. Misalnya, membuat perencanaan hidup agar mempunyai strategi pertahanan ketika masalah yang sama datang lagi.
  • Kelola stresmu dengan baik. Kenapa? Pengelolaan stres tersebut berkaitan dengan resiliensi. Jika kamu sudah terbiasa mengelola stresmu, kamu akan mempunyai kemampuan resiliensi yang bagus. Ada banyak cara pengelolaan stres, seperti melakukan hobi atau aktivitas yang kamu sukai.

 

Ini Dia Strategi dari Dr. Lucy Hone untuk Hadapi Kesulitan!

Dr. Lucy Hone, seorang peneliti resiliensi, memberikan strategi jitu untuk kamu yang ingin meningkatkan kemampuan resiliensi. Dengan strategi ini, kamu akan menjadi sosok yang lebih tangguh dalam menghadapi kesulitan.

 

  • Sekarang, kamu wajib menanamkan pemahaman ini dalam pikiranmu, “penderitaan adalah bagian dari kehidupan dan akan ada saatnya kebahagiaan datang.” Dengan pola pikir seperti itu, kamu akan lebih menerima kondisi sulit dan berhenti berpikir buruk seperti “kenapa, ya, harus aku yang mengalami semua ini?”
  • Orang-orang yang tangguh adalah mereka yang mampu tetap fokus pada hal-hal positif, meskipun kondisi mereka sedang sangat buruk. Jadi, mereka lebih memilih untuk fokus pada hal-hal yang bisa mereka kontrol, dibandingkan sibuk memikirkan hal-hal yang ada di luar kendali mereka seperti omongan atau tindakan orang lain.
  • Agar kamu tidak melakukan tindakan impulsif yang membahayakan dirimu ataupun orang lain, kamu perlu menanyakan ini kepada dirimu sendiri ketika ingin melakukan sesuatu: “apakah ini baik untuk diriku?” Cara berpikir seperti itu membantumu untuk menjadi lebih terkendali ketika sedang emosi. Jadi, kamu bisa mengendalikan tindakanmu, termasuk dalam pengambilan keputusan.

 

Mengapa Resiliensi Itu Penting?

Selain dapat membantumu bangkit dari keterpurukan, resiliensi dapat membantumu menjadi manusia yang mempunyai keterampilan-keterampilan berikut:
 
  • Memecahkan masalah, 
  • Mampu melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang positif, 
  • Mempunyai kepercayaan diri yang baik.
 
Memang, melatih kemampuan resiliensi tidak semudah itu, apalagi untuk orang-orang yang mudah mengalami stres. Namun, kamu harus terus melatih dirimu agar tetap bisa menjalani hidup dengan baik.
 
Jadi, nggak apa-apa kalau saat ini kamu masih bergumul dengan pengalaman-pengalaman traumatis. Semua itu tidak akan berlangsung selamanya. Kamu pasti bisa bangkit dari peristiwa kehilangan dan traumamu. Usahakan saja yang terbaik dengan mulai heal your think, think your health.

Jika kamu masih bingung bagaimana untuk menerapkan strategi resiliensi dalam hidupmu, kamu bisa menonton video-video di Youtube Healthink. Kamu juga bisa mempelajari berbagai cara untuk menjadi manusia yang terus bertumbuh dan bahagia melalui konten-konten di akun media sosial Healthink. Karena itulah, jangan lupa di-follow, ya!

Terbaru

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
25 Apr 2025
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
25 Apr 2025
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
21 Mar 2025
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
20 Mar 2025
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
13 Mar 2025
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
13 Mar 2025
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
13 Mar 2025
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
28 Feb 2025
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
28 Feb 2025
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
28 Feb 2025
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
21 Feb 2025
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
21 Feb 2025
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
21 Feb 2025
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
14 Feb 2025
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
12 Feb 2025
Mengenal dan Mengelola Stress
Mengenal dan Mengelola Stress
11 Feb 2025
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
22 Nov 2024
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
22 Nov 2024
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
15 Nov 2024
Don't Judge Book by It's Cover
Don't Judge Book by It's Cover
15 Nov 2024
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
1 Nov 2024
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
1 Nov 2024
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
23 Oct 2024
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
17 Oct 2024
CBT untuk “Mengobati” Depresi
CBT untuk “Mengobati” Depresi
14 Oct 2024
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
4 Oct 2024
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
4 Oct 2024
Membongkar Jenis-jenis Depresi
Membongkar Jenis-jenis Depresi
24 Sep 2024
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
24 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved