Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!

Depresi adalah gangguan mental yang sering tidak terdeteksi, memengaruhi pikiran dan perasaan. Pelajari lebih lanjut tentang pemicu depresi dan langkah untuk mencegah keparahan!


1 Nov 2024 Sasmitha

Sejak kesehatan mental menjadi isu yang diperbincangkan di masyarakat, berbagai istilah seputar kesehatan mental mulai dibicarakan di mana-mana. Salah satunya adalah depresi.
 
Depresi diartikan sebagai gangguan kesehatan mental yang mempengaruhi cara berpikir, perasaan, dan cara seseorang bertindak. Karena depresi adalah gangguan mental, maka depresi tidak bisa semudah itu untuk dilihat secara langsung.
 
Depresi sering tidak terdeteksi. Tak heran jika banyak pengidap depresi yang tidak tertangani dengan cepat. Itulah yang menjadikan pengidap depresi baru mengetahui penyakit mentalnya ketika sudah parah.
 
Contoh keparahan dalam depresi adalah keinginan menyakiti diri dan keinginan untuk bunuh diri. Tentu, akan lebih sulit untuk menangani gangguan yang sudah terlanjur parah, kan? Karena itu, lebih baik kamu mencari cara untuk mengatasinya.
 
Di sinilah, Healthink berperan sebagai media untuk membantumu mengenal depresi lebih dalam. Namun, itu bukan berarti kamu menjadikannya sebagai acuan untuk mendiagnosis dirimu, ya. Jika kamu merasa tidak baik-baik saja dan relate dengan ciri-cirinya, sebaiknya kamu segera datang ke profesional.
 
Kalau memang saat ini kamu ingin mencegah tingkat keparahan depresimu, kamu sudah berada di artikel yang tepat. Artikel ini akan membantumu untuk memahami pemicu utama depresi. Kalau kamu sudah paham dengan faktor penyebabnya, akan lebih mudah untuk menemukan solusinya. Jadi, simak baik-baik, ya!
 

Bias Kognitif, Si Penyebab Depresi

Bias kognitif. Apa, sih, itu? Bias kognitif adalah penyimpangan dalam pemikiran dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi persepsi dan interaksi seseorang dengan dunia di sekitarnya. Bias kognitif inilah yang sering dialami oleh penderita depresi.
 
Dengan adanya bias kognitif, orang tersebut akan mengartikan sesuatu secara berlebihan atau mempunyai keyakinan yang negatif terhadap suatu hal. Gara-gara bias kognitif itulah, orang depresi sulit membedakan antara kenyataan dan fantasi.
 
Agar kamu lebih paham dengan bias kognitif, kamu perlu memahami beberapa hal yang berkaitan dengan bias kognitif tersebut.
 

1. Mental Filtering

Mental filtering adalah pemikiran yang hanya fokus pada hal negatif, sehingga banyak hal positif yang diabaikan. Orang yang mengalami depresi mempunyai mental filtering yang mengakibatkan dirinya hanya fokus pada hal buruk dan negatif. Padahal, sebenarnya masih banyak hal positif yang -mungkin- tidak disadarinya.
 
Kenapa penderita depresi mempunyai mental filtering? Itu karena adanya distorsi kognitif atau kesalahan dalam berpikir. Nah, agar kamu lebih memahami bagaimana mental filtering tersebut mempengaruhi cara berpikirmu, kami berikan satu contoh.
 
Misalnya, seseorang memperoleh pujian di kantor dari banyak rekannya. Namun, dia jadi overthinking karena satu kritikan dari teman kantornya. Akhirnya, orang tersebut lebih fokus ke kritikan itu dibandingkan banyaknya pujian yang dia dapatkan.
 
Jadi, mental filtering menjadi pemicu depresi. Bisa dikatakan bahwa mental filtering mengganggu proses berpikir penderita depresi yang mengakibatkan dirinya selalu diselimuti oleh pikiran negatif. Bukan hanya dialami oleh penderita depresi, hal ini juga sering dirasakan oleh penderita mental issue lainnya.
 

2. Black and White Thinking

Siapa di antara kalian yang pernah kecewa karena mendapatkan nilai 90 di mata pelajaran yang kalian suka? Kenapa kamu bisa kecewa? Padahal, nilai itu juga sangat bagus, kan? Kebanyakan orang kecewa karena mereka menetapkan standar yang tinggi untuk diri sendiri.
 
Mereka sering membandingkan dirinya dengan orang lain, tanpa memahami standarnya sendiri. Padahal, setiap orang pasti mempunyai standar masing-masing yang tidak bisa disamakan dengan standar orang lain.
 
Ketika mereka tidak mendapatkan hasil sesuai ekspektasi, mereka menjadi sedih dan kecewa. Jadi, orang-orang semacam itu berpikir bahwa “jika aku tidak bisa mendapatkan hasil yang aku mau, berarti aku gagal.” Seharusnya tidak seperti itu, kan? Seharusnya, dia menyadari bahwa setiap orang pasti pernah gagal dan gagal itu bukan berarti menghancurkan segalanya.
 
Nah, itulah yang dinamakan dengan black and white thinking. Orang-orang dengan mental issue, termasuk depresi, juga mengalami black and white thinking. Mereka menganggap bahwa dunia ini hanya hitam dan putih.
 
Artinya, mereka berpikir kalau tidak benar berarti salah. Kalau gagal, berarti itu salahnya. Padahal, dunia ini bukan hanya hitam dan putih, tetapi abu-abu. Ada banyak keabu-abuan atau ketidak mungkinan di sekitar kita dan inilah yang tidak dipahami oleh para penderita depresi.
 
Semua pemikiran hitam dan putih itu menjadikan seseorang menilai dirinya negatif. Ini disebut dengan personalisasi. Nah, inilah yang berimbas pada munculnya perasaan rendah diri, sehingga memicu depresi atau –bahkan- memperparah gejala depresi yang sudah ada.
 

3. Over Generalisasi

Over generalisasi adalah menyimpulkan sesuatu dari beberapa kejadian saja. Misalnya, seseorang yang menganggap dirinya akan hidup sendirian selamanya akibat selalu gagal dalam percintaan. Over generalisasi semacam itu menyebabkan seseorang menjadi pesimis dan merasakan kecemasan terus-menerus.

 

4. Mind Reading

Biasanya, penderita depresi juga sering menebak pikiran orang lain. Padahal, tidak ada yang benar-benar mengetahui pikiran orang, kan? Jadi, stop sok jadi cenayang dan kebiasaan mind reading bisa memicu depresi. Menebak pikiran orang lain hanya menimbulkan asumsi yang tidak benar. Menebak pikiran orang hanya akan membuatmu semakin tidak baik-baik saja.
 
Kalau kamu terus-terusan melakukan mind reading, kamu akan menjadi orang yang tertutup, malu, malas berinteraksi dengan orang lain, dan rendah diri. Jadi, nggak usah berlebihan, deh.
 
Jika kamu sering membesar-besarkan masalah, maka itu disebut katastropisasi. Ini terjadi karena kamu punya keyakinan dan pikiran negatif yang berlebihan, sehingga kamu juga akan menanggapi masalah secara berlebihan. Tindakan itu berujung pada meremehkan pengalaman positif dan memutar balikkan fakta menjadi pengalaman negatif.
 
Contohnya, kamu mendapatkan promosi di tempat kerja. Bukannya bangga, kamu justru menganggap itu sebagai sebuah keberuntungan saja. Kamu tidak menyadari bahwa ada perjuangan keras yang sudah kamu lakukan sebelumnya.
 
Tahukah kamu bahwa tindakan semacam itu jahat? Ya, kamu jahat ke dirimu sendiri karena tidak memberikan apresiasi untuk dirimu yang sudah berjuang sekeras itu. Padahal, satu-satunya orang yang bisa memberikan apresiasi ke dirimu adalah kamu sendiri. Kalau bukan kamu yang jadi orang pertama yang memberikan apresiasi itu, lalu siapa?
 
Kamu menunggu orang lain untuk memberi pujian? Kalau tidak ada yang memuji, kamu mau menunggu sampai kapan? Alih-alih bahagia, menunggu orang untuk memujimu justru akan menjadikanmu cemas dan berujung pada kekecewaan.

 

Nah, dari sini kamu sudah paham bahwa semua faktor di atas bisa memicu depresi, kan? Karena kamu sudah tahu alasannya, maka kini kamu bisa mulai mencari solusinya. Tentu saja, solusi utamanya adalah dengan berhenti berpikir negatif. Semua pikiran negatifmu itu akan menghilangkan potensimu untuk menjadi bahagia.
 
Untuk tetap menjaga pikiranmu tetap positif, kamu bisa menonton video-video edukatif seputar kesehatan mental di Youtube Healthink. Jangan lupa juga untuk mem-follow akun media sosial Healthink untuk mendapatkan konten-konten mental health yang menarik.
 
Karena yang paling bisa menyayangi dirimu adalah kamu sendiri, maka mulailah untuk heal your think, think your health dan Healthink hadir di sini untuk membantumu melakukannya. Mulai dari menyadari gejala-gejala mental issue hingga mendukungmu untuk berani ‘minta tolong’ ke ahli kesehatan jiwa, semua kami lakukan agar kamu bisa sembuh.

Terbaru

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
25 Apr 2025
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
25 Apr 2025
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
21 Mar 2025
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
20 Mar 2025
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
13 Mar 2025
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
13 Mar 2025
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
13 Mar 2025
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
28 Feb 2025
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
28 Feb 2025
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
28 Feb 2025
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
21 Feb 2025
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
21 Feb 2025
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
21 Feb 2025
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
14 Feb 2025
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
12 Feb 2025
Mengenal dan Mengelola Stress
Mengenal dan Mengelola Stress
11 Feb 2025
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
22 Nov 2024
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
22 Nov 2024
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
15 Nov 2024
Don't Judge Book by It's Cover
Don't Judge Book by It's Cover
15 Nov 2024
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
1 Nov 2024
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
1 Nov 2024
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
23 Oct 2024
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
17 Oct 2024
CBT untuk “Mengobati” Depresi
CBT untuk “Mengobati” Depresi
14 Oct 2024
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
4 Oct 2024
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
4 Oct 2024
Membongkar Jenis-jenis Depresi
Membongkar Jenis-jenis Depresi
24 Sep 2024
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
24 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved