Bias kognitif sering memengaruhi cara kita berpikir dan membuat keputusan tanpa disadari. Yuk, pelajari lebih dalam tentang bias konfirmasi dan jenis-jenis lainnya yang ada di sekitar kita!
Saat mempelajari psikologi, bias kognitif menjadi fenomena yang sering dibahas. Bias kognitif adalah istilah yang diperkenalkan pada tahun 1972 yang merujuk pada kesalahan dalam berpikir, menilai, mengingat, dan semua hal yang berkaitan dengan proses kognitif lainnya. Bias ini muncul akibat keyakinan kuat akan pilihan atau kesukaan, sehingga mengesampingkan informasi yang berbeda dari keyakinan tersebut.
Bias kognitif ini sering kita temui di kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah orang good-looking yang dianggap sukses, bahagia, dan cerdas. Orang itu dianggap spesial karena parasnya, sehingga selalu mendapatkan perlakuan khusus. Ini adalah efek halo yang menjadikan seseorang memberikan kesan positif atau negatif kepada orang lain dengan menggeneralisasi salah satu karakter orang tersebut.
Efek halo hanyalah salah satu dari jenis bias kognitif. Ada jenis-jenis bias kognitif lain yang sering terjadi di sekitar kita seperti anchoring bias, barnum effect, availability heuristic bias, blind spot bias, clustering illusion, bandwagon bias, choice-supportive bias, dan confirmation bias.
Nah, di antara berbagai jenis bias kognitif tersebut, Healthink akan membahas secara khusus tentang confirmation bias atau bias konfirmasi karena ini sangat sering terjadi dan -mungkin- tidak kamu sadari. Jadi, apa itu bias konfirmasi? Simak rangkuman lengkapnya di bawah ini, ya!
Bias konfirmasi adalah salah satu jenis bias kognitif. Bias kognitif didefinisikan sebagai pikiran yang muncul saat kita menafsirkan dan memproses informasi yang kita peroleh. Hal itu akan berpengaruh ke pola pikir kita, mulai dari bagaimana cara kita membuat keputusan hingga bagaimana kita menilai sesuatu. Singkatnya, bias kognitif adalah cara kita mengartikan informasi untuk membuat suatu kesimpulan.
Dalam buku yang berjudul Thinking, Fast and Slow, Daniel Kahneman menjelaskan bahwa bias kognitif adalah salah satu kesalahan sistematis dalam proses berpikir. Kesalahan ini terjadi saat kita memproses informasi yang kita dapat.
Lalu, apa yang dimaksud dengan bias konfirmasi? Kita bahas satu contoh, ya, agar kamu memahaminya. Misalnya, kamu sedang berdiskusi di kelas dan pendapatmu didukung oleh banyak orang. Tentu kamu merasa senang, dong, karena merasa didukung. Nah, perasaan didukung itu adalah bentuk dari bias konfirmasi.
Menurut American Psychological Association, bias konfirmasi adalah kecenderungan individu untuk memperhatikan, fokus, dan mengumpulkan bukti yang bisa mendukung kepercayaan atau keyakinannya. Dalam jurnal yang berjudul Bias Konfirmasi terhadap Perilaku Berbohong dijelaskan bahwa bias konfirmasi adalah kecenderungan seseorang dalam membangun keyakinan untuk mendukung pendiriannya dan mengabaikan bukti yang tidak sesuai dengan apa yang dia mau, meskipun bukti itu benar.
Bias konfirmasi juga mempunyai beberapa tipe. Secara umum, inilah 3 tipe utama bias konfirmasi:
Bias konfirmasi berkaitan dengan depresi. Mengapa? Beberapa penelitian menjelaskan bahwa orang dengan depresi cenderung mempunyai bias konfirmasi yang lebih tinggi karena orang depresi merasakan kecemasan berlebihan dan cenderung memikirkan hal-hal negatif saja.
Akibatnya, orang depresi hanya mencari informasi yang mendukung pemikiran negatif tersebut. Mereka akan menghindari informasi yang bertentangan dengan keyakinannya meskipun informasi itu positif. Upaya untuk memperoleh informasi atau bukti untuk memvalidasi keyakinannya itulah yang dikenal sebagai bias konfirmasi.
Karena berusaha memvalidasi keyakinan yang tidak benar, maka orang-orang dengan bias konfirmasi juga akan mendapatkan dampak buruknya. Beberapa dampak buruk dari bias konfirmasi tersebut adalah:
Karena bisa merugikan kamu dan orang lain, maka bias konfirmasi ini harus kita hindari dan kendalikan. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan mencari informasi atau bukti netral dan melihat berbagai sumber secara objektif.
Kemudian, carilah informasi secara menyeluruh melalui riset dan konfirmasi kebenarannya. Kamu juga perlu melatih proses berpikir setiap kali kamu memperoleh informasi dengan mengajukan pertanyaan netral dan tanpa bias. Ini akan membantumu untuk memperoleh jawaban, respon, atau hasil yang benar dan jelas.
Kamu juga bisa melibatkan pihak ketiga untuk memberikan pandangan netral terkait dengan pendapatmu. Jadi, kamu bisa lebih adil dan bijak dalam membuat keputusan, tidak berdasarkan pada egomu saja. Dengan mengenali cara-cara tersebut, kamu bisa mengidentifikasi kapan bias konfirmasi terlibat dalam proses berpikirmu sehingga kamu juga bisa meminimalisir dampaknya.
Karena bias konfirmasi berkaitan dengan keyakinan yang kuat akan sesuatu dan tidak mau keyakinan itu dianggap salah, maka ayo mulai turunkan egomu! Kamu, kan, juga manusia yang pasti pernah salah. Nggak apa-apa, kok, mengakui kalo keyakinan atau pendapatmu nggak selalu benar. Nggak apa-apa juga kalau ada orang lain yang tidak setuju dengan kamu dan mereka punya pendapat sendiri, selagi itu tidak merugikan siapapun. Bukankah semua orang berhak untuk bersuara?
Dunia ini nggak hanya berputar di kamu. Jadi, pendapat atau keyakinan orang yang beda denganmu juga perlu divalidasi. Masa’ pemeran utamanya kamu terus. Masa’ cuma kamu yang paling benar dan orang-orang harus mengikuti itu.
Sekarang, cobalah melatih dirimu untuk menerima bahwa nggak selamanya keyakinanmu benar. Coba juga untuk mencari tahu kebenaran dari keyakinan atau informasi yang kamu percaya. Jika pada akhirnya keyakinanmu itu salah, nggak ada yang rugi, kan? Kamu hanya perlu mengubah keyakinanmu ke sesuatu yang lebih benar. Simple, kok.
Nah, agar kamu bisa menjadi lebih open-minded dan tidak lagi mempunyai bias konfirmasi, kamu bisa mempelajari lebih dalam tentang bias kognitif dan bias konfirmasi di video Youtube Healthink. Follow juga akun media sosial Healthink untuk mendapatkan informasi dan konten-konten menarik seputar kesehatan mental yang akan membantumu untuk heal your think, think your health.
Terbaru