Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital

Meskipun depresi ini dikaitkan dengan kesedihan, namun tidak semua perasaan sedih termasuk ke dalam kategori depresi. Emang apa aja, sih, penyebab orang bisa sampai depresi?


24 Sep 2024 Sasmitha

Belakangan ini kita mendengar berita di sosial media maupun di televisi terkait dengan orang yang depresi kemudian memilih jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya sendiri karena sudah merasa tidak kuat atau tidak sanggup lagi untuk menghadapi kehidupan di kemudian hari.

Berdasarkan penjelasan dari National Institutes of Health (NIH), orang yang depresi mengalami gangguan mood yang menyebabkan mereka kehilangan minat dan merasakan sedih terus-menerus. Itu artinya, orang yang depresi adalah orang yang mengalami putus asa ekstrim dan sedih yang berlarut-larut selama berhari-hari. Tentu saja perasaan ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari dari si penderita ini. 
 
Selain itu juga orang dengan depresi akan mengalami beberapa gejala fisik seperti berat badan yang bertambah atau berkurang secara drastis, kesulitan untuk tidur sehingga kekurangan energi untuk beraktivitas.
 
Meskipun depresi ini dikaitkan dengan kesedihan, namun tidak semua perasaan sedih termasuk ke dalam kategori depresi. Emang apa aja, sih,  penyebab orang bisa sampai depresi? Faktor penyebab depresi bisa berasal lingkungan, genetik, hormonal, dan lain-lain. Ayo kita bahas faktor-faktor tersebut di sini!
 

1. Faktor genetik

Faktor genetik ini biasanya diturunkan dari keluarganya. Apabila ada keluarga yang mengalami depresi berat, maka orang itu akan beresiko lebih tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki keluarga penderita depresi berat.
 

2. Faktor hormonal

Faktor hormonal ini seringnya ada pada wanita. Hormon yang dimaksud adalah hormon kortisol, hormon ini cukup tinggi pengaruhnya sebagai pemicu depresi. Terlebih lagi apabila si penderita berada dalam kondisi yang penuh dengan tekanan.
 

3. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang biasanya disepelekan adalah faktor-faktor eksternal seperti pengalaman negatif dari masa lalu ataupun kehidupan orang di sekitar, tekanan-tekanan atau tuntutan dari sosial, kehilangan orang terdekat dan pengalaman-pengalaman traumatis lainnya. Serem juga, kan? Jangan sampai kita menjadi faktor lingkungan yang negatif untuk orang di sekitar kita, ya, teman-teman.
 

4. Faktor psikologis dan kognitif

Orang-orang dengan latar belakang yang pesimis dan rendah diri akan cenderung mudah depresi. Kenapa?
Karena orang yang pesimis dan rendah diri akan menilai dirinya tidak mampu untuk menyelesaikan masalah atau menghadapi kehidupan yang tidak tentu arahnya akan kemana. Orang yang rendah diri pun akan merasa tidak memiliki daya dan upaya untuk memperjuangkan atau mempertahankan apa yang dia butuhkan.
 

5. Faktor kesehatan fisik

Orang yang memiliki riwayat sakit kronis atau keterbatasan diri akan memiliki resiko tinggi untuk depresi karena fungsi otak yang terganggu akibat sakit yang dideritanya.
 
Sebenarnya, depresi ini sering terjadi pada orang di sekitar kita, tetapi seringnya kita tidak menyadari tanda-tanda orang tersebut mengalami depresi. Jika kita telat menyadari, maka nyawa orang yang depresi tersebut bisa melayang.
 
Gimana, sih, caranya biar kita bisa lebih tau dan paham tentang gejala depresi ini?
Pasti kita ingin, dong, bisa membantu meminimalisir atau mencegah orang-orang depresi yang memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Gejala-gejala depresi ini bisa kita kenali dari gejala fisik dan psikis seseorang. 
 
Kita mulai dari gejala fisik penderita depresi. Gejala ini tentu saja bisa di lihat dari yang terlihat dari tubuh orang tersebut. Misalnya dari penurunan berat badan yang sangat drastis karena tidak adanya nafsu makan, terlalu banyak tidur atau bahkan kurang tidur, mudah lelah, dan penurunan hasrat seksual.
 
Nah, untuk gejala psikis depresi, biasanya ditandai dengan kebiasaan-kebiasaan, seperti menjadi sangat sensitif, sedih yang terus menerus dan berkepanjangan, merasa tidak berguna, tidak percaya diri, suka menyendiri tidak mau bersosialisasi, putus asa, dan ada keinginan untuk menyakiti diri sendiri bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup.
 
Coba lebih peka lagi, apakah ada di sekitarmu yang memiliki tanda-tanda dari gejala depresi?
Atau justru kamu sendiri yang sedang mengalami depresi? Eitss, tapi jangan self diagnose ya!
 
Lalu, apa yang bisa kita lakukan setelah mengetahui gejala-gejala dari depresi ini? 
Apakah depresi bisa sembuh? Bagaimana cara kita menolong orang-orang yang depresi atau bahkan bagaimana caranya kita menolong diri kita apabila sedang depresi tanpa self diagnose?
 
Tenang, depresi bisa disembuhkan, kok. Selain itu, berikut ada beberapa tips untuk mengatasi depresi:
 

1. Tenangkan diri

Menenangkan diri bisa dengan ambil napas panjang kemudian hembuskan secara perlahan, kemudian ulangi sebanyak lima sampai sepuluh kali agar kita bisa rileks. 
 

2. Teknik feel the big chill

Kamu juga bisa menggunakan teknik feel the big chill. Apa itu teknik feel the big chill? Teknik feel the big chill yaitu dengan cara kamu menarik napas yang panjang, kemudian rendam wajahmu ke dalam air dingin selama 30 detik. 
 
Lah? Ngapain? Kok, malah merendam wajah ke air dingin? Eits, jangan salah! Teknik ini bisa untuk melambatkan metabolisme tubuh, jadi bisa membuat tubuh menjadi lebih tenang dan tidak tegang.
 

3. Renungkan perasaan

Coba lihat lagi apa yang ada di dalam pikiranmu sebenarnya tuh? Apa sebenarnya yang kamu alami? Coba, deh, tanyakan lagi pada dirimu, kira-kira peristiwa atau kejadian apa yang membuat kamu sedih, membuatmu marah, atau bahkan kecewa? 
 
Kalau udah nemuin hal atau kejadian apa yang bikin kamu ngerasain sedih kecewa dan marah, berapa lama kira-kira kamu mau merasa sedih, kecewa dan marah terus? Sebulan mungkin? Atau dua bulan? Atau bahkan bertahun-tahun? Selama itukah? Kira-kira worth it nggak kalau kamu terus-terusan larut di kondisi seperti itu?

Coba deh, dipastikan lagi apakah peristiwa atau kejadian yang bikin kamu sedih, kecewa, atau marah itu beneran 100% akurat nggak, sih? Bener-bener semenyakitkan itu, kah? Apakah nggak ada hal baik sedikitpun dari kejadian atau peristiwa itu? Mungkin nggak, ya, kira-kira kalau kamu bisa mengurangi sedikit demi sedikit perasaan-perasaan sedih, marah, dan kecewamu yang bikin kamu terpuruk sangat lama itu?

Coba urai satu persatu masalah-masalahmu atau peristiwa yang kejadiannya sangat membekas dan membuatmu terpukul cukup keras. Kira-kira akan seberapa lama kamu menangisi, meratapi atau menyesali kejadian itu? Lagian juga itu sudah terjadi, kita pun tidak bisa mengubah masa lalu dengan mesin waktu, kan? 
 
Waktu akan terus berjalan ke depan, berputar tanpa henti, kalau sekiranya kamu butuh bantuan, jangan segan-segan untuk mencari bantuan, ya. Karena pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang nggak akan pernah bisa kalau hidup sendiri. Manusia akan selalu membutuhkan manusia lainnya untuk bertahan hidup.
 
Nggak salah, kok, kalau kamu mencari bantuan, baik ke orang terdekat atau orang yang kamu percaya atau bahkan ke para ahli seperti psikolog. Nggak ada salahnya kalau kamu cerita soal apa yang kamu rasakan, cerita kalau kamu sedang sedih, marah atau kecewa terhadap sesuatu yang tidak kamu duga sebelumnya. Nggak apa-apa kalau kamu mau cerita ke orang yang kamu percaya.

Kalau kamu merasa butuh penanganan lebih lanjut, jangan segan-segan ke psikolog, ya. Kamu juga bisa mendapatkan update informasi lain seputar depresi di Youtube Healthink. Follow juga akun sosial media Healthink untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak terkait gejala depresi dan cara mengatasinya. Ingat, jangan self-diagnose! Lebih baik kamu heal your think, think your health bersama Healthink!

Terbaru

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
25 Apr 2025
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
25 Apr 2025
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
21 Mar 2025
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
20 Mar 2025
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
13 Mar 2025
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
13 Mar 2025
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
13 Mar 2025
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
28 Feb 2025
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
28 Feb 2025
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
28 Feb 2025
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
21 Feb 2025
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
21 Feb 2025
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
21 Feb 2025
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
14 Feb 2025
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
12 Feb 2025
Mengenal dan Mengelola Stress
Mengenal dan Mengelola Stress
11 Feb 2025
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
22 Nov 2024
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
22 Nov 2024
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
15 Nov 2024
Don't Judge Book by It's Cover
Don't Judge Book by It's Cover
15 Nov 2024
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
1 Nov 2024
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
1 Nov 2024
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
23 Oct 2024
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
17 Oct 2024
CBT untuk “Mengobati” Depresi
CBT untuk “Mengobati” Depresi
14 Oct 2024
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
4 Oct 2024
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
4 Oct 2024
Membongkar Jenis-jenis Depresi
Membongkar Jenis-jenis Depresi
24 Sep 2024
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
24 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved