Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?

Disabilitas bukan sekadar keterbatasan fisik atau mental. Bagaimana perasaan dan tantangan yang mereka hadapi? Yuk, pahami lebih dalam dan bantu mereka bangkit dari depresi!


21 Mar 2025 Sasmitha

Jika mendengar kata ‘disabilitas,’ apa yang kamu pikirkan? Kasihan atau justru menganggapnya sebagai sebuah hal wajar karena disabilitas memang sudah menjadi bagian dari takdir Tuhan? Sebenarnya, apa yang kamu ketahui tentang disabilitas?
 
Menurut KBBI, disabilitas diartikan sebagai keterbatasan fisik, mental, sensorik, atau intelektual. Akibat keterbatasan itu, penyandang disabilitas atau difabel nggak dapat berfungsi dengan baik dalam melakukan aktivitas dan dalam berhubungan dengan orang lain. 
 
Kebanyakan kasus disabilitas memang diakibatkan oleh genetik. Dalam artian, keterbatasan itu sudah diderita sejak lahir. Namun, ada juga orang yang menjadi difabel setelah mengalami kejadian tertentu, seperti kecelakaan. 
 
Agar kamu memahami tentang disabilitas dan apa yang dirasakan oleh para penyandang disabilitas, Healthink menjelaskannya kepadamu melalui artikel ini. Karena bagaimanapun juga, para difabel adalah manusia, sama seperti kita, maka membantu mereka untuk bisa bangkit dari depresi akan kondisi keterbatasan mereka juga menjadi peran kita sebagai manusia.

 

Disabilitas Sejak Lahir dan Setelah Lahir: Apa Bedanya?

Berdasarkan data WHO, ada 1,3 miliar orang di dunia (16% dari total populasi dunia) yang menjadi penyandang disabilitas. Setiap difabel mempunyai keterbatasan masing-masing, tetapi mereka tetap mempunyai hak yang sama yaitu diperlakukan selayaknya manusia tanpa diskriminasi apapun.
 
Disabilitas bisa terjadi karena dua kondisi: sejak lahir dan setelah lahir (disabilitas baru). Seperti apa perbedaan keduanya?
 

1. Disabilitas Sejak Lahir

Disabilitas yang terjadi sejak lahir adalah hasil dari kelainan genetik atau keturunan. Misal, individu yang terlahir dari orang tua penyandang disabilitas lebih mungkin lahir dengan kondisi disabilitas yang sama. Itu karena setiap bayi terlahir dengan DNA yang diturunkan oleh kedua orang tuanya.
 
Bukan hanya genetik saja, faktor-faktor lain seperti masalah pada proses kehamilan, persalinan, dan gaya hidup ibu hamil yang tidak sehat juga dapat menjadi alasan seseorang menjadi penyandang disabilitas saat terlahir.

 

2. Disabilitas Setelah Lahir

Disabilitas ini disebut juga sebagai disabilitas baru. Artinya, seseorang menjadi difabel pada usia anak-anak, remaja, atau dewasa. Disabilitas setelah lahir lebih banyak diakibatkan oleh kejadian yang nggak diinginkan.
 
Misalnya, seseorang yang mengalami kecelakaan dan harus kehilangan kedua kakinya. Orang yang tadinya normal harus menjadi penyandang disabilitas. Bisa bayangkan betapa kondisi itu cukup berat untuk diterima?
 
Saat sebelumnya bisa melakukan berbagai aktivitas dengan mudah karena anggota tubuh masih lengkap, sekarang hanya harus duduk dan mengandalkan kursi roda atau kaki palsu. Marah, sedih, kecewa, menyalahkan diri sendiri dan keadaan, semua emosi bertumpuk menjadi satu dan memicu stres!

 

Apa yang Dirasakan oleh Penyandang Disabilitas?

Menjadi seorang penyandang disabilitas bukanlah hal yang mudah. Banyak orang yang menganggap bahwa orang dengan disabilitas sejak lahir nggak akan merasa stres berlebihan seperti disabilitas baru. Orang-orang beranggapan bahwa mereka yang mempunyai keterbatasan sejak lahir sudah terbiasa dengan kondisi itu. Berbeda halnya dengan orang-orang yang mengalami keterbatasan setelah mempunyai kehidupan normal. Kehidupan mereka berubah drastis dan untuk menerima itu bukanlah hal yang mudah.
 
Padahal, nggak peduli mereka mempunyai keterbatasan sejak lahir atau setelah lahir, semua difabel beresiko menderita depresi. Depresi itu nggak diakibatkan oleh keterbatasan mereka, melainkan oleh penilaian orang lain atas keterbatasan mereka. Ketidakmampuan untuk berfungsi normal layaknya manusia lain juga menjadikan citra diri penyandang disabilitas menjadi rendah. Akhirnya, mereka menjadi sulit menerima diri sendiri.
 
Pertanyaan menyalahkan diri sendiri seperti “kenapa harus aku yang merasakan ini?” menjadi pertanyaan yang terus dilontarkan setiap hari. Apalagi ketika berbaur dengan orang lain dan melihat orang lain yang bisa beraktivitas normal, perasaan rendah diri akan muncul.
 
Belum selesai sampai di situ, para difabel juga selalu mendapatkan image buruk di masyarakat. Banyak orang melihat penyandang disabilitas sebagai manusia yang nggak normal dan nggak mampu berbaur dengan orang lain. Disabilitas dianggap sebagai kelompok yang membutuhkan perawatan khusus sehingga berbaur dengan mereka hanya akan merepotkan.
 
Pandangan-pandangan buruk itu juga menambah luka untuk para penyandang disabilitas. Seakan-akan, kekurangan mereka belum cukup menjadi tamparan keras, orang-orang masih mengucilkan mereka karena keterbatasan itu.
 
Apakah kamu bisa membayangkan harus hidup dengan kondisi yang penuh dengan keterbatasan, ingin hidup normal tetapi nggak bisa, dan masih harus menerima olokan dari orang-orang? Tetap waras saja rasanya sudah lebih dari cukup jika diharuskan berada pada kondisi seperti itu.
 
Jika perasaan-perasaan buruk tersebut terus dirasakan dalam jangka waktu lama, bukan nggak mungkin kalau para penyandang disabilitas mengalami stres kronis. Stres yang nggak kunjung hilang selama berminggu-minggu dan pikiran yang selalu menganggap dunia nggak adil bukanlah kesedihan atau stres biasa, tetapi mengindikasikan bahwa difabel tersebut telah berada pada kondisi parah yang disebut depresi.

 

Seperti Apa Gejala Depresi pada Penyandang Disabilitas?

Entah itu difabel atau bukan, seseorang dianggap mengidap depresi jika menunjukkan lima dari beberapa gejala depresi berikut ini.
 
  • Merasakan suasana hati buruk seperti sedih, cemas, dan kosong terus-menerus.
  • Mudah marah, bahkan untuk suatu hal yang sepele.
  • Merasa putus asa dan pesimis.
  • Nggak berdaya, nggak berharga, nggak berguna, dan selalu menyalahkan diri sendiri.
  • Selalu kelelahan atau kekurangan energi, bahkan tanpa melakukan aktivitas apapun.
  • Kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya disukai.
  • Kesulitan untuk fokus.
  • Mempunyai gangguan memori dan kesulitan mengambil keputusan.
  • Perubahan nafsu makan yang diikuti dengan penurunan berat badan secara drastis.
  • Mengalami gangguan tidur seperti kesulitan tidur atau tidur terlalu lama.
  • Selalu mempunyai keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau mengakhiri hidup.
  • Mengalami sakit fisik seperti sakit kepala, dada berdebar-debar, gangguan pencernaan, atau nyeri dan pegal pada persendian. Bahkan, sakit fisik itu tidak membaik setelah memperoleh pengobatan.

 

Cara Ini Bantu Penyandang Disabilitas Atasi Depresi dan Berdamai dengan Diri Sendiri

Kebanyakan penyandang disabilitas hanya mendapatkan perawatan fisik. Orang-orang lebih fokus pada perawatan disabilitas dibandingkan dengan mental si penyandang disabilitas. Padahal, mental para difabel juga berantakan dan itu harus dibenahi.
 
Karena itulah, para pendamping atau pengasuh difabel perlu menyadari kebutuhan emosional tersebut. Jika muncul gejala-gejala depresi seperti yang sudah dijelaskan di atas, pengasuh harus menjadi caregiver yang bersedia memberikan bantuan. 
 
Kebanyakan difabel nggak memahami kondisi mental mereka, apalagi untuk penyandang disabilitas intelektual dan mental. Karena itulah, pengasuh atau perawat harus menjadi garda terdepan yang memahami kondisi mental mereka. 
 
Jika menemukan lima gejala depresi dan itu terjadi dalam waktu lebih dari dua minggu, maka segeralah untuk menemui psikolog atau psikiater. Temani mereka yang mempunyai keterbatasan untuk bisa memahami dan memperbaiki kondisi mental mereka.
 
Difabel juga manusia seperti kita dan karena itulah mereka berhak untuk mendapatkan ketenangan jiwa. Orang-orang dengan disabilitas telah menjalani kehidupan yang lebih sulit dibandingkan manusia lain, maka jangan biarkan mereka juga sendirian dalam menghadapi pikiran-pikiran negatif itu.
 
Seenggaknya, kamu bisa membantu mereka agar bisa berdamai dengan diri sendiri dan menerima segala kekurangan dengan besar hati. Jika kamu adalah pengasuh dari penyandang disabilitas atau kamu adalah salah satu dari mereka, bukalah Youtube Healthink dan tonton video-video edukatif yang membantumu memahami cara mengatasi depresi. Konten-konten kesehatan mental di akun media sosial Healthink juga nggak boleh dilewatkan karena itu bisa membantu untuk terus mengembangkan diri.

Karena itu, follow akun media sosial Healthink dan biarkan Healthink menemanimu untuk bertumbuh. Kamu nggak pernah sendirian, kok, menghadapi semua ini. Healthink selalu ada untuk membantumu heal your think, think your health dan menjadi manusia yang bahagia seutuhnya!

Terbaru

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
25 Apr 2025
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
25 Apr 2025
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
21 Mar 2025
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
20 Mar 2025
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
13 Mar 2025
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
13 Mar 2025
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
13 Mar 2025
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
28 Feb 2025
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
28 Feb 2025
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
28 Feb 2025
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
21 Feb 2025
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
21 Feb 2025
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
21 Feb 2025
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
14 Feb 2025
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
12 Feb 2025
Mengenal dan Mengelola Stress
Mengenal dan Mengelola Stress
11 Feb 2025
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
22 Nov 2024
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
22 Nov 2024
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
15 Nov 2024
Don't Judge Book by It's Cover
Don't Judge Book by It's Cover
15 Nov 2024
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
1 Nov 2024
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
1 Nov 2024
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
23 Oct 2024
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
17 Oct 2024
CBT untuk “Mengobati” Depresi
CBT untuk “Mengobati” Depresi
14 Oct 2024
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
4 Oct 2024
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
4 Oct 2024
Membongkar Jenis-jenis Depresi
Membongkar Jenis-jenis Depresi
24 Sep 2024
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
24 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved