Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi

Depresi sudah bukan hal yang asing lagi di masa sekarang. Mungkin kamu pernah merasakannya atau bahkan sedang menjadi pejuang depresi itu sendiri? Atau mungkin orang-orang di sekitarmu pernah mengalami depresi?


4 Oct 2024 Sasmitha

Depresi sudah bukan hal yang asing lagi di masa sekarang. Mungkin kamu pernah merasakannya atau bahkan sedang menjadi pejuang depresi itu sendiri? Atau mungkin orang-orang di sekitarmu pernah mengalami depresi? 
 
Meskipun depresi sudah bukan hal asing, tetapi masyarakat kita masih sering dibayangi oleh mitos dan asumsi yang keliru mengenai depresi. Hal ini berakibat pada munculnya stigma-stigma negatif, diskriminasi, mengucilkan korban, hingga berujung pada mengakhiri nyawa karena kurangnya kepekaan publik.
 
 
Asumsi dan realita yang membungkus depresi ini biasanya tersebar di masyarakat dengan mitos-mitos seperti berikut:
 

“Depresi itu cuma sedih biasa, nanti juga sembuh sendiri, orang sedih itu wajar”

Ini adalah asumsi yang tidak berdasar, karena menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition (DSM-5) dari APA (American Psychiatric Association) tahun 2013 menjelaskan bahwa depresi adalah gangguan kesehatan mental yang serius dan kompleks, serta melibatkan banyak gejala. 
 
Contohnya, orang dengan gangguan depresi akan mengalami penurunan nafsu makan yang drastis sampai kehilangan berat badan yang sangat signifikan padahal sebelumnya orang tersebut sangat suka makan. Contoh lainnya, orang yang biasanya suka sekali bersepeda atau memiliki hobi tertentu jadi kehilangan minat bersepeda atau tidak ingin melakukan hobinya lagi.
 
Bisa juga orang itu kesulitan untuk tidur atau insomnia dalam waktu yang cukup lama sehingga daya tahan tubuhnya mengalami penurunan karena kurangnya istirahat. Sebaliknya, orang tersebut banyak tidur dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga mengabaikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas yang seharusnya dilakukan. Misalnya, jika penderita adalah seorang mahasiswa, dia akan sering bolos kuliah dan lebih memilih untuk tidur. Jika ini terjadi terus menerus, maka akan semakin memperburuk keadaan.
 

“Depresi hanya masalah sikap dan perilaku, itu bisa diatasi dengan usaha keras” 

Faktanya, keinginan untuk berubah menjadi lebih baik saja tidak cukup untuk mengatasi depresi. Hal tersebut dinyatakan dalam jurnal National Institute of Mental Health. Perawatan depresi bahkan butuh kombinasi antara terapi dan pengobatan yang sesuai dengan masing-masing kasus yang dialami oleh para penderita depresi.
 

“Depresi selalu dipicu oleh peristiwa traumatik”

Kenyataannya, depresi bisa saja terjadi akibat stres. Ada juga kasus depresi yang terjadi tanpa pemicu eksternal yang jelas. Biasanya ini dipengaruhi dengan kondisi genetik dari penderita.
 

“Anak-anak nggak mungkin depresi”

Mitos atau asumsi ini jelas salah, karena tidak hanya orang dewasa yang bisa mengalami depresi, anak-anak dan remaja juga rentan terhadap depresi. Biasanya depresi pada anak-anak terjadi karena tekanan akademis dari sekolah ataupun dari keluarga. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor pemicu depresi di usia dini.
Misalnya, ketika si anak dituntut untuk menjadi juara satu dan harus belajar sambil mengikuti les di luar sekolah. Itu akan menjadi sumber stres apabila tidak dilakukan dengan kemauan sendiri. Ketika si anak tidak menjadi juara satu dan orang tuanya marah atau kecewa, maka si anak bisa mengalami depresi.
 

“Antidepresan adalah solusi terbaik untuk penderita depresi” 

Obat antidepresan memang salah satu bagian dari terapi perawatan depresi. Namun, obat tersebut bukan menjadi satu satunya solusi dari semua jenis depresi, apalagi untuk semua orang. Obat antidepresan ini digunakan hanya untuk melengkapi serangkaian pengobatan depresi. Lagi pula, perawatan depresi tiap orang berbeda-beda tergantung dengan kondisi yang dialami. Contohnya adalah dengan terapi bicara, perubahan gaya hidup dan strategi coping yang baik.
 

“Depresi tidak bisa diatasi”

Banyak kabar burung yang beredar kalo depresi tidak bisa diatasi, padahal sebenarnya depresi ini bisa disembuhkan. Depresi memang menjadi gangguan jangka panjang dan kambuh dalam waktu tertentu apabila ada pemicu yang timbul dan kurangnya kemampuan coping stress yang baik, tetapi bukan berarti penderita depresi tidak bisa sembuh.
 
Depresi bisa sembuh selagi si penderita mau bekerjasama dengan para ahli untuk mewujudkan kesembuhannya. Kunci agar sembuh dari depresi adalah deteksi sedini mungkin, minta bantuan dari professional dan carilah support system sehingga kamu tidak akan pernah merasa kesepian, overthinking, maupun merasa putus asa dalam hidup. Karena apapun masalahnya, yakinlah pasti akan ada jalan keluar atau titik terangnya. 
 

“Orang depresi seharusnya tahu kalau mereka depresi”

Terkadang masyarakat kita ini menganggap bahwa orang dengan gangguan depresi sudah pasti tahu apa yang mereka alami. Asumsi ini adalah asumsi yang salah. Kenyataannya justru sebaliknya, orang dengan gangguan depresi ini banyak yang tidak menyadari kalau mereka sedang depresi. Tidak sedikit juga dari mereka yang justru menyangkal kalau mereka depresi. Mereka menolak kenyataan bahwa sebenarnya mereka sedang membutuhkan bantuan untuk mengurai masalah yang dialami agar tidak menjadi depresi yang semakin parah lagi.
 
 
Mitos-mitos yang terus menerus dijadikan asumsi bisa menjadi boomerang bagi penderita. Keterlambatan penanganan karena mitos-mitos ini bisa menyebabkan gejala yang lebih serius di masa depan. Karena itu, penting untuk merobohkan tembok penghalang mitos-mitos ini agar penderita dan masyarakat lebih peduli lagi terhadap kesehatan mental. Jangan jadikan kesehatan mental sebagai aib, tetapi upayakan untuk saling membantu. Apabila mental kita sehat, maka kasus bunuh diri pun diharapkan akan semakin berkurang.
 
Depresi itu bukan pilihan hidup. Tidak ada yang ingin mengalami depresi. Depresi menjadi pertarungan tak kasat mata bagi para penderitanya, karena selain berhadapan dengan masalah yang dialami, penderita juga akan berhadapan dengan stigma negatif yang ada di masyarakat. Bukannya terbuka untuk sembuh, malah justru menutup diri agar tidak dinilai negatif oleh masyarakat. Tentunya ini akan semakin memperburuk kondisi baik secara psikis penderita juga memperburuk kondisi di lingkungan masyarakat.
 
Maraknya kasus bunuh diri seharusnya membuat kita sadar bahwa bukan karena penderita ingin dikasihani, mereka hanya ingin menyelesaikan rasa sakitnya tetapi tidak dengan cara yang tepat. Sebagai manusia yang hidup di masyarakat, bukankah suatu hal yang baik untuk mendukung para penderita depresi agar bisa sembuh dan menghapus stereotip-stereotip itu?
 
Jadi, depresi sama sekali bukan tanda kelemahan, tapi justru adalah tanda keberanian untuk berjuang agar pulih kembali. Tidak ada yang ingin hidup berdampingan dengan depresi. Para penderita depresi pun pastinya -jika diberi pilihan- dia tidak akan pernah mau untuk mengalami depresi ini.
 
Depresi juga bukan ajang untuk mencari perhatian dengan kelemahan yang dimiliki. Depresi adalah salah satu penyakit kesehatan mental yang mana para penderitanya sangat membutuhkan dukungan dari kita dan dari lingkungannya. Mari kita saling mendukung satu sama lain, edukasi diri kita, hilangkan  mitos-mitos dan asumsi tentang depresi untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan peduli terhadap kesehatan mental.

Kamu juga bisa menjadi bagian dari orang-orang yang mendukung kesehatan mental dan menghapus asumsi-asumsi negatif tersebut bersama Healthink. Caranya? Tonton video kesehatan mental di Youtube Healthink, follow akun sosial media Healthink, dan bagikan konten-konten seputar kesehatan mental ke banyak orang di sekitarmu. Ubah persepsi mereka terhadap para penyintas dan mulailah untuk heal your think, think your health, demi mencapai kondisi mental yang lebih baik.

Terbaru

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
25 Apr 2025
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
25 Apr 2025
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
21 Mar 2025
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
20 Mar 2025
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
13 Mar 2025
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
13 Mar 2025
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
13 Mar 2025
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
28 Feb 2025
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
28 Feb 2025
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
28 Feb 2025
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
21 Feb 2025
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
21 Feb 2025
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
21 Feb 2025
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
14 Feb 2025
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
12 Feb 2025
Mengenal dan Mengelola Stress
Mengenal dan Mengelola Stress
11 Feb 2025
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
22 Nov 2024
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
22 Nov 2024
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
15 Nov 2024
Don't Judge Book by It's Cover
Don't Judge Book by It's Cover
15 Nov 2024
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
1 Nov 2024
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
1 Nov 2024
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
23 Oct 2024
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
17 Oct 2024
CBT untuk “Mengobati” Depresi
CBT untuk “Mengobati” Depresi
14 Oct 2024
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
4 Oct 2024
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
4 Oct 2024
Membongkar Jenis-jenis Depresi
Membongkar Jenis-jenis Depresi
24 Sep 2024
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
24 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved