Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!

Seberapa sering kamu mengecek ponsel dalam sehari? Tanpa sadar, smartphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita. Tapi, apakah ini masih wajar atau sudah menjadi kecanduan?


21 Feb 2025 Sasmitha

Dulu, sebelum ponsel bukan menjadi kebutuhan utama seperti sekarang, apa yang kamu lakukan saat waktu luang? Nonton televisi, baca buku, atau ngobrol? Tanpa ponsel, dulu rasanya kita masih bisa melakukan banyak hal, ya. Namun, kenapa sekarang apa-apa harus ada HP?
 
Smartphone, seakan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan kita. Bayangkan saja, hampir setiap aktivitas kita membutuhkan benda yang satu itu. Saat makan, saat akan tidur, saat bangun tidur, saat nggak tahu mau melakukan aktivitas apa, bahkan ke kamar mandi juga membawa smartphone.
 
Sebegitu pentingnya kah smartphone untuk kita? Atau mungkin, kita yang sudah kecanduan dengan smartphone? Fenomena kecanduan smartphone ini telah diteliti oleh Adrian Ward. Penelitian yang diterbitkan di Jurnal of the Association for Consumer Research tersebut menjelaskan tentang efek unik smartphone pada manusia. 
 
Efek tersebut diibaratkan seperti nama yang melekat pada diri kita sejak lahir. Nama adalah identitas bagi setiap orang. Karena itu sudah melekat dan menjadi bagian dari kita sejak lahir, kita akan mudah teralihkan saat nama kita dipanggil. Misalnya, saat kamu sedang bekerja dan ada orang yang memanggil namamu, maka fokusmu akan teralihkan dan merespon panggilan itu.
 
Seperti itulah efek yang diberikan oleh smartphone pada kita. Karena smartphone sering kita gunakan, lama-lama itu menjadi bagian dari kita dan melekat dalam kehidupan kita. Karena itulah, fokus kita selalu teralihkan ke smartphone tersebut.
 
Apakah ini memberikan dampak negatif? Tentu saja. Kecanduan itu mengubah cara berpikirmu dan menjadikan ingatanmu berkurang. Karena itulah, pengguna smartphone disarankan untuk menjauhkan ponselnya di waktu-waktu tertentu agar terbiasa untuk tidak menggunakan ponsel terus-menerus.
 
Bahkan, kecanduan ponsel tersebut bisa mempengaruhi kesehatan mental jika dibiarkan begitu saja. Depresi menjadi salah satu penyakit yang dikaitkan dengan fenomena kecanduan ponsel tersebut. Kok, bisa? Mari kita bahas di sini!
 

Nomophobia, Kecanduan Ponsel yang Mengintai Anak-anak Muda

Ternyata, kecanduan ponsel tersebut juga dijelaskan dalam psikologi. Namanya adalah nomophobia atau no mobile phone phobia. Itu merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan yang muncul saat seseorang tidak memegang ponselnya atau jauh dari ponselnya.
 
Kecemasan itu bisa muncul karena kamu terlalu sering menggunakan ponsel. Kamu selalu menggunakan ponsel di manapun dan kapanpun, sehingga kamu menjadi kecanduan. Kalau nggak ada ponsel, rasanya ada yang kurang. Kalau ponselmu sedang dimatikan, kamu nggak sabar untuk segera mengeceknya. Kira-kira, kamu pernah merasa seperti itu?
 
Jika dibiarkan, nomophobia tersebut bisa mempengaruhi hari-harimu. Kamu akan menjadi tidak produktif karena kamu ingin selalu bermain ponsel dibandingkan mengerjakan tugas atau pekerjaanmu. Nah, supaya kamu lebih paham dengan kondisi tersebut, kamu perlu mengetahui gejala-gejala nomophobia.
 
  • Selalu ingin memegang handphone, bahkan saat ke kamar mandi.
  • Adanya keinginan yang kuat untuk selalu mengecek handphone, meskipun tidak ada notifikasi atau urgensi apapun.
  • Tidak ingin melewatkan notifikasi apapun di handphone.
  • Rencana-rencana yang akan dilakukan menjadi terganggu karena lebih suka menghabiskan waktu untuk bermain handphone.
  • Dalam kondisi yang parah, penderita nomophobia juga akan berani melanggar aturan agar bisa terus menggunakan ponselnya. Contohnya, membawa handphone ke sekolah padahal itu sudah dilarang atau menggunakan handphone saat berada di pesawat padahal itu adalah tindakan yang membahayakan. 
 
Bukan hanya itu saja, nomophobia juga memiliki beberapa gejala fisik dan psikologis. Gejala fisiknya ditandai dengan kesulitan tidur, dada sesak, dan jantung berdebar. Sementara itu, gejala psikologisnya berupa rasa khawatir atau cemas, takut, dan panik berlebihan jika tidak memegang ponsel.
 

Apa yang Terjadi Jika Nomophobia Tidak Ditangani?

“Ah, lebay, deh! Itu cuma handphone.” Mungkin seperti itu kalimat yang akan dilontarkan oleh orang-orang yang sudah kecanduan ponsel. Padahal, nomophobia bisa memberikan efek parah jika dibiarkan. Menurut penelitian, nomophobia yang tidak ditangani akan memicu depresi. Kok, bisa?
 
Berdasarkan survei tentang nomophobia dalam Journal of National Library of Medicine, ada 77% remaja yang mengalami kecemasan akibat jauh dari ponsel. Angka itu cukup banyak, kan? Karena kecemasan juga menjadi gejala depresi, bukan tidak mungkin kalau kondisi nomophobia yang tidak ditangani dengan tepat akan memicu kecemasan yang lebih parah dan berujung pada depresi.
 
Tentu kamu tahu, dong, seberapa negatif stigma depresi di masyarakat? Kamu juga pasti sering melihat berita-berita yang berseliweran di televisi ataupun media sosial bahwa penderita depresi cenderung memutuskan untuk mengakhiri hidupnya?
 
Jadi, kalau kamu masih menganggap ponselmu adalah yang paling penting, apakah kesehatan mentalmu juga nggak sepenting itu? Kalau kamu masih menganggap nomophobia itu sepele, apakah kamu rela membiarkan nomophobia itu perlahan-lahan menggerogoti hidupmu?
 

Bagaimana Cara Mengatasi Nomophobia?

Untuk kamu yang sudah sadar bahwa nomophobia itu berbahaya, selamat! Kamu sudah selangkah lebih maju untuk menjadi manusia yang normal dan masih peduli pada kebahagiaan hidupmu. Agar nomophobia tidak menjadi masalah kompleks, kamu bisa melakukan beberapa cara ini untuk mengatasi nomophobia.
 
  • Nomophobia adalah salah satu gangguan mental, sehingga psikoterapi bisa menjadi cara utama untuk mengatasinya. Psikoterapi adalah terapi kognitif yang dilakukan oleh psikolog untuk menangani kasus fobia. Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki pola pikir si penderita.
  • Selain psikoterapi, kamu juga bisa menggunakan obat. Obat tersebut hanya bisa diperoleh dengan melakukan pemeriksaan ke psikiater. Penggunaan obat tersebut akan mengurangi gejala-gejala yang muncul.
 
Apakah hanya dua cara itu yang bisa dilakukan untuk mengatasi nomophobia? Ya, tidak ada cara lain selain datang ke psikolog atau psikiater. Nomophobia tidak bisa sembuh dengan sendirinya hanya dengan rajin ibadah atau self-healing. Karena nomophobia adalah gangguan mental, maka penyembuhannya juga harus dilakukan oleh ahli kesehatan jiwa.
 
Jadi, yuk, stop menganggap kecanduan ponsel sebagai kondisi yang wajar! Kalau kamu sudah merasa ponselmu mengganggu keseharianmu, mungkin sudah saatnya kamu datang ke psikiater atau psikolog. Nggak ada yang salah, kok, dengan mengobati dirimu. Justru kamu hebat kalau berani menyadari ada yang salah dengan dirimu.
 
Pengobatan nomophobia menjadi langkah awal untukmu bisa kembali memperoleh kehidupan yang normal. Kamu harus paham bahwa tidak ada yang benar-benar nyata di dalam ponselmu itu. Terus-menerus menggunakan ponsel hanya akan menjadikanmu fokus pada dunia maya dan tidak peduli dengan dunia nyata.

Karena itulah, Healthink membantumu untuk menyadari kondisi tersebut. Healthink mendorongmu untuk berani heal your think, think your health melalui berbagai video edukasi yang bisa kamu tonton di kanal Youtube Healthink. Kami juga akan menemanimu lewat berbagai konten seputar kesehatan mental di media sosial. Jadi, agar kita bisa menjadi teman yang baik, kamu perlu mem-follow media sosial Healthink dan biarkan Healthink menyadarkanmu bahwa ponselmu itu tidak bisa menjadikanmu bahagia. Karena, bahagia yang sebenarnya itu hanya bisa kamu temukan di dunia nyata, bukan dunia maya.

Terbaru

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
25 Apr 2025
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
25 Apr 2025
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
21 Mar 2025
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
20 Mar 2025
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
13 Mar 2025
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
13 Mar 2025
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
13 Mar 2025
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
28 Feb 2025
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
28 Feb 2025
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
28 Feb 2025
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
21 Feb 2025
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
21 Feb 2025
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
21 Feb 2025
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
14 Feb 2025
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
12 Feb 2025
Mengenal dan Mengelola Stress
Mengenal dan Mengelola Stress
11 Feb 2025
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
22 Nov 2024
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
22 Nov 2024
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
15 Nov 2024
Don't Judge Book by It's Cover
Don't Judge Book by It's Cover
15 Nov 2024
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
1 Nov 2024
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
1 Nov 2024
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
23 Oct 2024
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
17 Oct 2024
CBT untuk “Mengobati” Depresi
CBT untuk “Mengobati” Depresi
14 Oct 2024
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
4 Oct 2024
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
4 Oct 2024
Membongkar Jenis-jenis Depresi
Membongkar Jenis-jenis Depresi
24 Sep 2024
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
24 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved