Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?

Punya bayi itu bahagia, tapi juga penuh tantangan. Capek, begadang, dan tekanan sosial bisa bikin orang tua baru ngalamin depresi. Yuk, pahami bareng biar bisa saling support!


25 Apr 2025 Sasmitha

Siapa, sih, yang nggak senang dengan kelahiran anak yang sudah lama ditunggu-tunggu? Saat bayi terlahir, mendadak suami dan istri mempunyai peran baru sebagai ayah dan ibu. Menjadi orang tua baru adalah hal menantang yang menyenangkan. Mengasuh bayi dan melihatnya bertumbuh dengan baik setiap hari menjadi kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi para orang tua. 
 
Namun, di sisi lain, para orang tua baru harus beradaptasi dengan kondisi tersebut. Jika sebelumnya bisa tidur tepat waktu tanpa terbangun di malam hari, sekarang harus rela tidur agak malam karena harus mengurus si kecil atau terbangun dini hari untuk menenangkan si buah hati.
 
Berbagai perasaan, buruk dan baik, semuanya bercampur menjadi satu. Ditambah dengan tangisan si kecil setiap hari dan kekhawatiran akan setiap hal kecil yang berkaitan dengan tumbuh kembangnya, selalu menghantui hari-hari ayah dan ibu baru. 
 
Sayangnya, masyarakat kita belum mampu memahami kondisi orang lain dan masih seenaknya mengucapkan kritik-kritik menyakitkan untuk para orang tua baru. Seakan belum cukup mendapatkan beban dan peran baru, para orang tua baru dituntut untuk menjadi orang tua sempurna dan selalu dipojokkan dengan segala kekurangannya dalam mengasuh anak.
 
Tak heran jika depresi selalu dialami oleh orang tua baru. Mulai dari baby blues hingga depresi postpartum, semuanya menjadi fase yang harus dialami oleh banyak ayah dan ibu baru. 
 
Nah, agar kita bisa memahami kondisi depresi yang dialami oleh ayah dan ibu baru tersebut, kita perlu menyimak penjelasan di artikel ini hingga akhir. Untuk kamu yang belum menjadi orang tua, belajarlah dari sini agar kamu nggak sampai mengalami pengalaman menyakitkan itu!
 

Seperti Apa Depresi yang Dialami oleh Para Orang Tua Baru?

Kecemasan, takut, dan sensitivitas berlebihan sering dirasakan oleh ibu dan ayah pasca proses persalinan. Namun, jika perasaan-perasaan buruk itu sering muncul dan mengganggu aktivitas atau hubungan dengan orang lain, itu menandakan stres sudah berkembang menjadi depresi.
 
Lalu, seperti apa depresi yang sering dirasakan oleh para orang tua baru? Healthink bagikan dua jenis depresi yang umumnya dialami ayah dan ibu baru.

1. Baby Blues

Untuk para orang tua baru, depresi yang sering mengintai adalah baby blues. Ini adalah gangguan mood yang sering dialami orang tua baru, khususnya oleh si ibu. Perasaan sedih dan lelah yang nggak bisa dijelaskan menjadi gejala utama dari kondisi ini.
 
Namun, baby blues juga bisa menyerang sang ayah. Bahkan, baby blues pada ayah sering nggak terdeteksi karena laki-laki cenderung memendam emosi dan perasaan mereka sendiri. Ini berbeda dari wanita yang lebih sering mengungkapkan emosi mereka, meskipun dengan marah-marah.
 
Baby blues biasanya terjadi selama 1-2 minggu pertama pasca persalinan. Jika baby blues tersebut nggak segera ditangani, maka itu bisa berkembang menjadi depresi yang lebih berat atau dikenal sebagai postpartum depression.
 

2. Postpartum Depression

Postpartum depression (depresi postpartum) atau PPD adalah baby blues yang berkembang menjadi depresi kronis. Ini adalah gangguan yang lebih berat dan terjadi setelah 2 minggu pasca persalinan.
 
Karena ini adalah depresi kronis, maka penderitanya menunjukkan gejala yang lebih parah seperti mengurung diri di kamar dan benar-benar nggak mau bersosialisasi, enggan beraktivitas, selalu merasa kelelahan, dan nggak ada keinginan untuk merawat bayinya.
 
Gejala-gejala di atas lebih banyak dialami oleh si ibu atau disebut sebagai maternal postpartum depression. Sementara itu, ayah akan mengalami paternal depresi postpartum dengan gejala-gejala seperti selalu ingin berada di luar rumah, serta perasaan yang selalu merasa nggak siap dalam memiliki dan merawat anak.
 
Pada kondisi yang lebih parah, orang tua yang mengalami depresi postpartum akan memutuskan untuk mengakhiri hidup. Karena itu bisa memicu tindakan berbahaya, maka depresi postpartum harus segera ditangani dan mendatangi ahli kejiwaan adalah satu-satunya jalan.

 

Apa, Sih, Penyebab Depresi pada Orang Tua Baru?

Beberapa hal di bawah ini dianggap sebagai penyebab utama baby blues dan depresi postpartum pada ayah dan ibu baru.
 
  • Untuk sang ibu, perubahan hormon pasca persalinan adalah hal yang tak bisa dihindari. Perubahan hormon itulah yang dapat memicu sensitivitas tinggi dan berujung pada baby blues atau depresi postpartum.
  • Merawat bayi bukanlah hal yang mudah. Meskipun bayi belum melakukan banyak aktivitas, tetapi bayi membutuhkan lebih banyak perhatian. Inilah yang memicu stres pada orang tua baru. Entah itu ayah ataupun ibu baru, semuanya merasakan berbagai emosi saat merawat bayi mereka.
  • Kurang tidur juga menjadi penyebab mengapa orang tua baru cenderung mengidap baby blues atau depresi postpartum. Itu dikarenakan orang yang kurang tidur akan merasa kelelahan sehingga nggak bisa berpikir logis dan selalu merasa tertekan.
  • Kelahiran anak pertama juga menjadi alasan bagi orang tua merasa depresi. Itu karena mereka belum berpengalaman dalam mengurus bayi sehingga banyak kecemasan yang dirasakan.
 
Selain berbagai penyebab di atas, beberapa faktor resiko seperti perasaan rendah diri, kehamilan yang nggak diinginkan, perasaan takut saat melahirkan, kecewa dengan pasangan, mempunyai riwayat depresi atau gangguan mental, proses kelahiran pertama, ataupun kurangnya dukungan sosial juga dapat menjadi pemicu ayah dan ibu baru mengalami depresi postpartum dan baby blues yang lebih parah.

 

Bagaimana Cara Bangkit dari Depresi Pasca Melahirkan?

Baik itu baby blues ataupun depresi postpartum. keduanya nggak bisa dianggap sepele. Jika dibiarkan, dua kondisi depresi pasca persalinan itu dapat membahayakan diri sang ayah atau ibu, bahkan orang lain. Menyadari bahwa kondisi ini sangat darurat, Healthink memberikan beberapa penanganan untuk mengatasi baby blues dan depresi postpartum.
 
  • Mulailah untuk berolahraga. Luangkan waktu sebentar di sela-sela kesibukan menjadi orang tua baru untuk melakukan olahraga ringan seperti yoga atau berenang.
  • Memendam semua emosimu sendirian nggak akan memberikan manfaat apapun. Mulailah belajar untuk mengungkapkan emosi-emosi itu ke pasanganmu. Semua kekhawatiranmu, perasaan marahmu, kesedihanmu dapat kamu bagi dengan pasangan sehingga kamu nggak merasa sendirian menghadapi kenyataan.
  • Bekerja sama dengan pasangan adalah kunci untuk meraih kebahagiaan pasca persalinan. Karena kamu dan pasanganmu adalah partner, maka bekerjasamalah dalam merawat sang buah hati. Nggak boleh ada salah satu pihak yang merasa lebih terbebani dalam merawat karena kedua belah pihak harus mempunyai tanggung jawab yang sama dalam mengasuh anak.
  • Untuk kondisi depresi yang sudah parah, kamu dianjurkan untuk melakukan terapi dengan psikolog atau terapis. Terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy) adalah metode efektif untuk penyembuhan depresi postpartum karena metode itu mampu mengubah pola pikirmu sehingga kamu bisa beradaptasi dengan perubahan situasi.
  • Jika kondisimu masih nggak membaik selama lebih dari 2 minggu atau sampai berbulan-bulan, segeralah berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. 
 
Kamu nggak harus jadi orang tua yang sempurna, kok. Kamu hanya perlu menjadi orang tua yang bahagia agar anakmu juga merasakan energi positif itu. Jika penyebab depresimu adalah kritikan dari orang-orang, maka mulailah berani mengungkapkan ketidaknyamananmu itu da menjauhlah dari mereka. 

Agar kamu, para ayah dan ibu, nggak sendirian dalam menghadapi situasi-situasi sulit pasca melahirkan si kecil, tontonlah video-video pengembangan diri di Youtube Healthink. Jangan lupa juga untuk follow akun media sosial Healthink untuk mendapatkan berbagai konten tentang kesehatan mental yang akan membantu ayah dan ibu untuk heal your think, think your health!

Terbaru

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
25 Apr 2025
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
25 Apr 2025
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
21 Mar 2025
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
20 Mar 2025
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
13 Mar 2025
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
13 Mar 2025
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
13 Mar 2025
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
28 Feb 2025
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
28 Feb 2025
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
28 Feb 2025
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
21 Feb 2025
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
21 Feb 2025
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
21 Feb 2025
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
14 Feb 2025
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
12 Feb 2025
Mengenal dan Mengelola Stress
Mengenal dan Mengelola Stress
11 Feb 2025
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
22 Nov 2024
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
22 Nov 2024
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
15 Nov 2024
Don't Judge Book by It's Cover
Don't Judge Book by It's Cover
15 Nov 2024
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
1 Nov 2024
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
1 Nov 2024
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
23 Oct 2024
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
17 Oct 2024
CBT untuk “Mengobati” Depresi
CBT untuk “Mengobati” Depresi
14 Oct 2024
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
4 Oct 2024
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
4 Oct 2024
Membongkar Jenis-jenis Depresi
Membongkar Jenis-jenis Depresi
24 Sep 2024
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
24 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved