Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan

Pikiranmu sering kali menipumu, membuatmu cemas akan kesalahan yang seharusnya bisa kamu terima dan pelajari. Yuk, kenali cara mengelola kecemasan agar hidup lebih tenang dan terkendali!


28 Feb 2025 Sasmitha

Siapa, sih, manusia yang nggak pernah salah? Kodrat manusia, ya memang selalu bikin salah. Entah itu disengaja atau tidak, manusia memang wajar kok untuk berbuat salah. Namun, bukan berarti kamu bisa melakukan kesalahan terus-terusan karena kamu juga harus belajar dari kesalahan itu.
 
Ngomong-ngomong soal kesalahan, ternyata masih banyak orang yang tidak mau menerima kesalahan orang lain. Apalagi saat seseorang sudah menjadi viral karena suatu kesalahan, publik seakan tutup mata dan tidak mau tahu alasan apapun di baliknya. 
 
Hal itu memicu kecemasan dan ketakutan, sehingga tak sedikit orang yang berusaha untuk jaga image agar tidak membuat kesalahan. Takutnya, salah sedikit malah langsung diviralkan. Kalau sudah terlanjur viral, mengembalikan nama baik bukan lagi hal yang enteng dilakukan.
 
Seharusnya, setiap orang menyadari bahwa kesalahan adalah sifat alamiah manusia. Karena itulah, jika kamu berbuat salah, kamu tak seharusnya berlarut-larut dalam kesedihan. Dalam kasus ini, kamu membutuhkan regulasi diri agar tidak mudah merasakan kecemasan karena semua yang kamu cemaskan itu hanya ada di dalam pikiran. Padahal, pikiranmu itu juga bisa menipumu.
 
Agar kamu bisa meregulasi diri dengan baik saat merasakan cemas, Healthink bagikan informasi penting yang akan membantumu untuk menjadi manusia yang lebih terkontrol. Simak hingga akhir, ya, agar kamu bisa terapkan semua tipsnya!
 

Apa, Sih, Regulasi Diri Itu?

Dalam buku karya Kowalski dan Leary, regulasi diri diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengubah respon, mengolah emosi, mengendalikan perbuatan diri, dan mengontrol pikiran. Definisi regulasi diri yang lainnya dijelaskan oleh penelitian Heatherton. Menurutnya, regulasi diri adalah usaha untuk mencegah perilaku atau respon yang kurang sesuai dengan norma agar tidak sampai melenceng dari norma tersebut.
 
Dalam melakukan regulasi diri, ada tiga fase yang akan kamu lewati. Fase-fase itu adalah forethought phase, performance phase, dan self-reflective phase.
 
  • Di fase pertama, kamu harus menganalisis masalah dan membuat tujuan spesifik untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. Ada sub proses yang harus dilakukan, yaitu task analysis dan self-motivation beliefs.
  • Fase kedua terdiri dari dua sub proses. Keduanya adalah self-control dan self-observation.
  • Terakhir, kamu harus melakukan self-judgement dan self-reaction. Di fase ini, kamu mulai bisa mengevaluasi diri dan melakukan atribusi kausal. Atribusi kausal diartikan sebagai memfokuskan diri pada pertanyaan yang berkaitan dengan “apakah perilaku tersebut berasal dari internal atau eksternal?”

 

Bagaimana Cara Meregulasi Diri?

Sebelum membahas tentang bagaimana cara meregulasi diri, ada satu pernyataan yang harus kamu ketahui: pikiranmu menentukan langkahmu. Pernah dengar itu, nggak? Manusia berbeda dari makhluk lain karena manusia dibekali akal (pikiran) dan seharusnya pikiran itu digunakan untuk memikirkan hal-hal positif. 
 
Nah, regulasi diri berkaitan dengan pikiran positif tersebut. Regulasi diri erat kaitannya dengan self-control sehingga kita diajarkan untuk memahami bagaimana mengatur emosi positif dan negatif agar bisa menentukan langkah atau keputusan yang baik ke depannya.
 
Dengan regulasi diri yang benar, kamu nggak akan lagi berpikir “kenapa hidupku seperti ini, ya?” Memikirkan kehidupan yang tidak pasti hanya akan membawamu ke dalam kondisi stres dan berujung pada kecemasan berlebih.
 
Banyak hal yang bisa kamu ubah dengan mengubah pemikiranmu. Misal, dibandingkan sibuk menyalahkan diri sendiri karena mendapatkan nilai C dalam ujian, kamu bisa mengubah pikiran menjadi “aku harus belajar lebih giat lagi untuk ujian besok agar tidak dapat nilai C lagi.”
 
Contoh lainnya, saat kamu mengikuti lomba dan harus menerima kegagalan. Semua orang yang menonton lomba tersebut pasti mengingat kegagalanmu itu. Kamu akan merasa malu dan berpikir “orang-orang akan terus mengejekku.” Nah, kamu hanya perlu mengubahnya menjadi pemikiran yang positif seperti “nggak apa-apa orang mengejekku karena gagal itu hal wajar dan besok aku akan berusaha lebih keras agar menjadi juara.”
 
Bukankah kalimat-kalimat positif itu bisa menjadi afirmasi yang membantumu untuk lebih bersemangat menjalani hidup? Bukankah kalimat-kalimat positif itu bisa menjadikan mood-mu lebih baik?
 
Selain memberikan afirmasi positif ke diri sendiri, masih ada cara lain yang bisa kamu lakukan untuk meregulasi diri. Apa saja itu?
 
  • Kenali emosimu. Karena regulasi diri berkaitan dengan kecerdasan emosi, maka kamu harus paham berbagai jenis emosi yang kamu rasakan. Menyadari emosi diri sendiri dan memvalidasinya akan memudahkanmu dalam mengelola pikiran dan tindakan. Dari sana kamu akan paham bahwa tidak semua pikiranmu itu benar dan kamu akan fokus pada tindakan positif saja.
  • Cobalah untuk menahan diri. Jika kamu sedang marah, jangan langsung meluapkannya begitu saja. Jangan sampai amarahmu itu meledak dan menghancurkan semuanya. Sama seperti saat kamu menginginkan sesuatu, tahanlah keinginan itu dan tanya kepada dirimu sendiri “apakah yang aku inginkan itu benar-benar penting untukku?”
  • Kamu juga harus menetapkan blocking time, yaitu penetapan waktu khusus untuk mengerjakan tugas atau aktivitas tertentu. Kamu perlu memasukkan jadwal harian ke dalam setiap blok dan isi jadwal itu dengan rinci sesuai dengan kapasitasmu.
  • Mindfulness juga bisa menjadi cara ampuh untuk meregulasi diri. Mindfulness ini membantumu untuk selalu sadar akan apapun yang kamu lakukan. Jadi, kamu bisa menyadari tindakan, emosi, dan perasaanmu. Hal ini menjadikanmu tidak mudah melakukan tindakan impulsif.
  • Reframing juga bisa dicoba. Kemampuan untuk melihat sisi lain dari suatu keadaan itu membantumu untuk bisa mengambil pembelajaran dari setiap masalah yang kamu hadapi. Jadi, kamu tidak akan sepenuhnya menyalahkan keadaan dan lebih ikhlas menjalani.
  • Layanan konseling bersama psikolog juga membantumu untuk meregulasi diri. Psikolog akan memberikan tips terbaik sesuai dengan kondisimu. Ini adalah opsi terbaik yang bisa kamu pilih karena kamu bisa langsung mendapatkan pendampingan untuk meregulasi diri dari ahli kesehatan jiwa.
 
Kamu memang tidak bisa langsung jago mengaplikasikan regulasi diri itu dalam keseharian. Akan selalu ada up and down dalam mencobanya. Namun, bukan berarti kamu harus menyerah dong. Kamu kan baru memulai? Jadi, nikmati saja prosesnya. Nanti, perlahan-lahan akan terbentuk pola pikir yang positif jika kamu sudah terbiasa menerapkan regulasi diri.
 
Kamu akan secara otomatis berpikiran positif setiap kali ada masalah yang datang. Semuanya memang membutuhkan pembiasaan untuk bisa jadi kebiasaan. Jika kamu sudah berhasil menerapkan regulasi diri, kamu akan menjalani hari-hari dengan lebih bahagia. Wajahmu itu akan dihiasi dengan senyum, bukan lagi cemberut yang membuat banyak orang di sekitarmu takut. Akhirnya, mood baik itu juga akan mempengaruhi tindakanmu.

Nah, agar pikiranmu tetap terarah dan tidak salah langkah, Healthink menghadirkan berbagai video seputar pengembangan diri dan pikiran positif yang bisa kamu tonton di kanal Youtube Healthink. Kamu juga bisa mendapatkan berbagai konten edukasi seputar kesehatan mental dengan cara mem-follow akun media sosial Healthink. Karena kamu berhak untuk bahagia, kamu harus berani heal your think, think your health, dan Healthink bantu kamu untuk melakukannya sekarang.

Terbaru

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
25 Apr 2025
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
25 Apr 2025
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
21 Mar 2025
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
20 Mar 2025
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
13 Mar 2025
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
13 Mar 2025
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
13 Mar 2025
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
28 Feb 2025
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
28 Feb 2025
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
28 Feb 2025
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
21 Feb 2025
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
21 Feb 2025
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
21 Feb 2025
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
14 Feb 2025
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
12 Feb 2025
Mengenal dan Mengelola Stress
Mengenal dan Mengelola Stress
11 Feb 2025
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
22 Nov 2024
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
22 Nov 2024
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
15 Nov 2024
Don't Judge Book by It's Cover
Don't Judge Book by It's Cover
15 Nov 2024
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
1 Nov 2024
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
1 Nov 2024
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
23 Oct 2024
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
17 Oct 2024
CBT untuk “Mengobati” Depresi
CBT untuk “Mengobati” Depresi
14 Oct 2024
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
4 Oct 2024
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
4 Oct 2024
Membongkar Jenis-jenis Depresi
Membongkar Jenis-jenis Depresi
24 Sep 2024
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
24 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved