Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!

Masa remaja itu penuh perubahan—mulai dari fisik sampai perasaan. Tapi kalau labilnya berujung depresi, harus banget diperhatikan. Yuk, cari tahu cara ngadepinnya bareng-bareng!


25 Apr 2025 Sasmitha

Remaja, masa krusial dalam fase kehidupan setiap orang karena itu menjadi awal bagi seseorang sebelum memasuki masa dewasa. Di fase itu, remaja mengalami banyak perubahan dalam dirinya. Bukan hanya memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi remaja juga mengalami banyak perubahan fisik, perilaku, kognitif, dan psikologis.
 
Berbagai perubahan itulah yang mendorong remaja untuk menjadi labil. Sebenarnya, emosi labil pada remaja adalah hal wajar. Namun, akan menjadi hal yang nggak wajar kalau diikuti dengan perubahan perilaku negatif. 
 
Jika dibiarkan, kondisi labil pada remaja dapat memicu depresi. Kok, bisa? Kita akan menguak alasan di balik mengapa remaja rentan terserang depresi dan bagaimana cara untuk meminimalisir resiko depresi pada remaja. Penasaran? Langsung saja, yuk, simak penjelasan lengkapnya!

 

Apa Masalah yang Sering Dihadapi Remaja dan Berpotensi Memicu Depresi?

Banyak yang mengatakan bahwa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Karena remaja adalah masa transisi, maka remaja masih berusaha untuk mencari jati diri mereka. Dalam proses pencarian jati diri, remaja sering menghadapi hal-hal baru yang dapat memicu overthinking dan stres.
 
Di sisi lain, remaja adalah anak-anak yang baru memulai fase baru, sehingga remaja belum mampu memahami masalah dengan bijak layaknya orang dewasa. Remaja, sebagian besar, masih menggunakan sisi kekanakan mereka dalam menghadapi setiap tantangan. Inilah mengapa kebanyakan remaja sering bertindak impulsif dalam menghadapi masalah.
 
Dari data WHO, sebanyak 10-20% remaja di seluruh dunia mengidap depresi. Di Indonesia sendiri, Indonesia National Adolescent Mental Health Survey menemukan bahwa satu dari tiga remaja di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental.
 
Agar angka pengidap depresi tersebut nggak terus bertambah, mencari tahu penyebab depresi pada remaja bisa menjadi langkah awal untuk mencari solusi. Beberapa masalah yang sering dihadapi remaja dan berpotensi memicu depresi adalah:
 
  • Perubahan hormonal yang mempengaruhi suasana hati dan emosi. Inilah yang menjadikan remaja sangat sensitif dan mood-nya mudah berubah secara drastis.
  • Remaja kesulitan menjadi diri sendiri. Ejekan dari teman karena nggak mengikuti tren atau anggapan durhaka karena tidak mengikuti keinginan orang tua menjadi konflik yang sering dihadapi para remaja. Akhirnya, mereka nggak bisa memahami diri sendiri dan akan menjalani kehidupan dengan ‘kosong.’
  • Beban akademis juga menjadi salah satu alasan yang memicu depresi pada remaja. Persaingan di sekolah dan ekspektasi orang tua menjadi beban tersendiri untuk para remaja. Mereka juga akan lebih cemas dengan masa depan dan takut dengan kegagalan.
  • Berbagai masalah sosial di sekolah juga menjadi masalah yang sering dialami remaja. Bullying menjadi pengalaman kurang menyenangkan dan menjadikan remaja merasa dikucilkan. Kesendirian itulah yang jadi salah satu faktor utama penyebab depresi.
  • Ambisi pada masa remaja sangat bergejolak. Banyak remaja yang berusaha menjadi nomor satu dan memaksakan diri untuk mendapatkan itu. Padahal, hal tersebut bukanlah hal yang baik. Jika terlalu memaksakan, seorang remaja bisa menjadi stres dan berujung ke depresi.
  • Perbedaan pendapat nggak hanya dirasakan oleh orang dewasa, tetapi juga remaja. Perbedaan pendapat ini sering dialami remaja dengan teman dekat ataupun keluarga.
  • Galau, sebuah emosi yang -sepertinya- dirasakan oleh hampir semua remaja. Pada fase ini, remaja juga mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis. Karena hubungan percintaan nggak pernah berjalan mulus-mulus saja, maka seorang remaja juga akan merasakan fase naik-turunnya hubungan asmara. Karena psikologis remaja belum stabil, menjalin hubungan di usia tersebut dapat memicu berbagai pertengkaran yang akan menjadi beban psikologis untuk si remaja.
  • Remaja juga sering merasa nggak percaya diri. Ini dikarenakan remaja sering membandingkan diri mereka dengan orang lain. Akhirnya, mereka berusaha untuk meniru orang lain dan nggak menjadi diri mereka yang otentik. Ini juga menjadi jawaban mengapa banyak remaja yang kurang mencintai diri mereka sendiri dan sering merasa insecure.
 
Intinya, remaja mengalami gejolak luar biasa pada emosi mereka. Pikiran mereka belum berkembang dengan baik sehingga tuntutan dari orang-orang di sekitar mereka menjadi pemicu utama depresi pada remaja. Sejatinya, remaja membutuhkan tuntunan, bukan tuntutan, agar bisa berfungsi dengan baik dalam masyarakat dan menjadi manusia yang bahagia seutuhnya.

 

Bagaimana Media Sosial Merusak Mental Remaja?

Di era digital ini, media sosial telah digunakan oleh banyak orang, termasuk remaja. Faktanya, remaja hampir nggak bisa dipisahkan dengan media sosial. Memang, media sosial dapat menjadi sumber pembelajaran seperti mengembangkan keterampilan komunikasi, berjejaring, memahami bakat dan minat, serta berbagi ide dan peluang.
 
Namun di sisi lain, media sosial juga dapat memberikan dampak negatif pada remaja. Salah satu dampaknya adalah penyakit mental. Remaja beresiko tinggi mengalami gangguan mental jika menggunakan media sosial dalam durasi lama.
 
Karena remaja masih labil, mereka mudah dipengaruhi dengan konten-konten media sosial. Banyak dari mereka menganggap bahwa hal-hal negatif yang ada di media sosial adalah suatu hal lumrah. 
 
Inilah yang membawa remaja ke arah yang buruk. Kecemasan menjadi salah satu penyakit mental yang sering dialami remaja akibat dari penggunaan media sosial yang berlebihan. Itu bisa diakibatkan karena remaja sering membandingkan diri mereka dengan orang-orang di media sosial atau khawatir dengan masa depan akibat konten-konten di media sosial.
 
Lebih parahnya, tindakan kriminal di media sosial juga dapat menjadi bahaya yang mengintai para remaja. Nggak sedikit, kan, berita yang menginformasikan remaja yang diculik atau dibunuh oleh orang yang mereka kenal dari media sosial? 
 
Karena itulah, media sosial dapat menjadi dua mata pisau untuk remaja dan siapapun yang menggunakannya. Remaja sudah sepatutnya mendapatkan pendampingan dari orang dewasa dalam bermedia sosial agar tetap menggunakan platform digital tersebut di jalan yang benar.

 

Cara Tepat untuk Atasi Depresi Pada Remaja

Kecemasan dan depresi selalu mengintai remaja. Apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat, kondisi itu dapat berkembang menjadi gangguan mental kronis. Tak tanggung-tanggung, depresi tersebut juga dapat memicu tindakan impulsif berbahaya seperti pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
 
Lalu, bagaimana jika seorang remaja telah terindikasi mengidap depresi? Sebelum depresi itu berkembang menjadi gangguan mental yang berat, sebaiknya lakukan cara-cara ini untuk mengatasinya.
 
  • Berusahalah untuk tetap membuka diri. Memang, orang dengan depresi cenderung menghindari hubungan dengan orang lain. Namun, kamu harus memaksakan diri untuk bersosialisasi karena sosialisasi itulah yang membantumu untuk mendapatkan dukungan dari orang lain.
  • Jangan hanya berdiam diri di kamar! Keluarlah dan lakukan hal-hal yang menyenangkan! Kamu nggak perlu melakukan hal-hal yang berat. Mulai saja dengan aktivitas kecil seperti berjalan-jalan sore sambil kulineran, misalnya.
  • Olahraga juga dapat menjadi opsi terbaik. Dengan olahraga, kamu bisa melepas hormon stres dan menjadi lebih rileks.
 
Jika kamu telah melakukan berbagai tips di atas dan tetap merasa buntu, nggak ada salahnya untuk mencari pertolongan ke psikolog atau psikiater. Agar kamu juga nggak salah arah dalam bermedia sosial dan menjadi depresi karenanya, kamu bisa menonton video-video di Youtube Healthink. Di sana, kamu bisa mendapatkan berbagai konten edukatif yang membantumu untuk menjadi individu yang lebih baik.

Follow juga akun media sosial Healthink untuk mendapatkan berbagai konten-konten menarik seputar kesehatan mental yang akan membantumu untuk heal your think, think your health!

Terbaru

Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
Depresi Pada Remaja Jangan Dianggap Sepele!
25 Apr 2025
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
Jadi Ayah Ibu Baru, Kok Malah Stres?
25 Apr 2025
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
Depresi pada Disabilitas, Apa yang Bisa Dilakukan?
21 Mar 2025
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
Teknik Mindfulness untuk Meringankan Gejala Depresi
20 Mar 2025
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
Gaya Hidup Sehat untuk Atasi Depresi dengan Diet, Olahraga, dan Tidur
13 Mar 2025
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
Membangun Support System untuk Mengatasi Depresi dengan Dukungan Sosial
13 Mar 2025
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
Strategi Mandiri Atasi Depresi dengan Tips Praktis Coping Stress
13 Mar 2025
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
Pikiranmu Menipumu, Sadari dan Kendalikan
28 Feb 2025
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
Niat Baik Nggak Selamanya Diterima dengan Baik
28 Feb 2025
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
Sosial Media Itu Penting Gak, Sih?
28 Feb 2025
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
Cancel Culture, Buntut dari Fenomena Viral yang Bikin Kacau
21 Feb 2025
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
Stop Multitasking! Multitasking Bikin Kamu Produktif?
21 Feb 2025
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
Jangan Jauhkan Aku dari Ponselku!
21 Feb 2025
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
Harapanmu Tidak Sesuai Kenyataan
14 Feb 2025
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
Resiliensi Membantu Mengatasi Tantangan Hidup
12 Feb 2025
Mengenal dan Mengelola Stress
Mengenal dan Mengelola Stress
11 Feb 2025
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
Apakah Benar Sudah Pasti Tepat?
22 Nov 2024
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
Tidak Semua Hari itu Menyenangkan
22 Nov 2024
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
Bias Konfirmasi: Pengaruh, Dampak pada Depresi, dan Cara Mengatasinya
15 Nov 2024
Don't Judge Book by It's Cover
Don't Judge Book by It's Cover
15 Nov 2024
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
Awas! Depresi Bisa Makin Parah Gara-Gara Ini!
1 Nov 2024
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
Kualitas Pikiran Menentukan Tingkat Kebahagiaan
1 Nov 2024
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
Google Bukan Psikolog dan Psikiater Gratisan!
23 Oct 2024
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
Tantang Pikiran Kita dengan CBT untuk Diri Sendiri
17 Oct 2024
CBT untuk “Mengobati” Depresi
CBT untuk “Mengobati” Depresi
14 Oct 2024
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
Mengungkap Asumsi Keliru dan Realita Depresi: Fakta di Balik Mitos tentang Depresi
4 Oct 2024
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
Depresi: Faktor Psikologis dan Biologis yang Mempengaruhinya
4 Oct 2024
Membongkar Jenis-jenis Depresi
Membongkar Jenis-jenis Depresi
24 Sep 2024
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
Kenali Sebelum Terlambat: Depresi di Era Digital
24 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved