Tantangan Membangun Bisnis dan Peran Tuhan di Dalamnya
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Tantangan Membangun Bisnis dan Peran Tuhan di Dalamnya

Membangun bisnis bukan sekadar soal uang, tapi juga mental pejuang. Joan Setianie berbagi kisah jatuh bangun bisnisnya dan bagaimana peran Tuhan dalam perjalanannya. Yuk, simak!


21 Mar 2025 Sasmitha

CEO muda, sebuah karir impian dari banyak anak muda. Apalagi dengan menjamurnya start-up, anak-anak muda berlomba untuk membangun bisnis mereka dan berangan-angan meraih kesuksesan di usia 20-an. 
 
Nyatanya, membangun bisnis tidak semudah kelihatannya. Para pengusaha yang terlihat sukses itu telah melewati beragam jatuh bangun dalam membangun bisnis mereka. Jiwa pejuang, sebuah modal utama yang dibutuhkan oleh pebisnis selain uang. Faktanya, tidak semua orang mempunyai modal tersebut.
 
Menjadi salah satu anak muda yang bergelut dengan dunia bisnis, Joan Setianie membagikan pengalaman up and down dalam membangun bisnisnya. Kepada Healthink, wanita ini menceritakan bagaimana struggle di bisnisnya itu telah mengubah banyak hal di hidupnya, termasuk cara dia memaknai kehidupan. Jadi, untuk kamu yang mempunyai impian menjadi seorang pebisnis, kamu bisa belajar dari kisah Joan di sini!

 

Mari Kenalan dengan Si Pebisnis Muda, Joan Setianie

Joan Setianie, wanita yang berusia 23 tahun tersebut adalah pemilik dari Vinct.Stuff. Bisnis ini bergerak di bidang board game dan card game. Produk unggulan dari bisnis milik Joan dan kekasihnya itu adalah obrolan hati kartu truth-or-dare. 
 
Joan menceritakan bahwa awal mula dirinya menggeluti dunia bisnis adalah saat dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat kelas 5 SD, Joan mendapatkan Rp 50 ribu dari ibunya yang dijadikannya sebagai modal untuk membuat dompet yang dia jual kepada guru-guru di sekolahnya. Merasa bahwa bisnis adalah hal yang seru, Joan mulai tertarik dengan dunia bisnis dan berlanjut hingga sekarang.

 

Ketertarikan Joan di Dunia Bisnis

Joan mengaku bahwa dirinya sangat senang ketika dihadapkan dengan proses jual beli. Memasarkan produk dan bertransaksi dengan pembeli adalah bagian yang paling dia suka. Karena itulah, bisnis yang dijalaninya bukanlah sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah kesenangan yang sangat dia nikmati.
 
Vinct.Stuff adalah bukti bahwa Joan benar-benar totalitas dengan ketertarikannya di dunia bisnis. Bersama kekasihnya, Arya, Joan membangun Vinct.Stuff atas dasar masalah sederhana yang mereka temukan di kafe: banyak orang yang fokus ke ponsel dan tidak saling mengobrol.
 
Merasa bahwa masalah itu krusial, Joan dan kekasihnya memutuskan untuk membuat kartu truth-or-dare yang bisa dimainkan oleh orang-orang untuk bisa membangun obrolan. Bisnis yang awalnya hanya fokus pada produksi kartu truth-or-dare itu, kini telah merambah ke produksi board game dengan beragam aktivitas di dalamnya.

 

Kesulitan yang Dihadapi Joan Saat Membangun Bisnisnya

Kepada Healthink, Joan bercerita bahwa tantangan utama saat pertama kali membangun Vinct.Stuff pada 2021 silam itu adalah sulitnya menyamakan visi misi bersama sang kekasih. Meskipun bisnis itu dibangun bersama kekasihnya, tetapi mereka masih mempunyai tujuan dan perspektif berbeda. Menurut Joan, itulah tantangan utama dalam membangun bisnis bersama partner.
 
Joan juga mengatakan bahwa fase tersedih dalam berbisnis adalah ketika omzet turun. Saat omzet turun, dia dan Arya harus memutar otak untuk tetap bisa memberikan gaji kepada tim mereka. Karena masalah inilah, mereka sempat berpikiran untuk menghentikan bisnis tersebut.
 
Bukannya tak berbuat apapun, Joan dan Arya telah berusaha semampu mereka. Mereka memasarkan bisnis itu di Instagram dan Shopee, tetapi memang belum mendapatkan antusiasme yang tinggi. Sementara itu, modal mereka juga belum cukup untuk bekerja sama dengan KOL (Key Opinion Leader) ataupun untuk memasang iklan di media sosial. Semua itu menjadikan Joan dan kekasihnya merasa bahwa bisnis mereka tidak layak untuk dilanjutkan.
 
Tak hanya sampai di situ, banyak orang yang mengatakan bahwa bisnis Joan tersebut tidak menjanjikan. Jika dibandingkan dengan bisnis-bisnis yang sedang trend seperti bisnis parfum atau skincare, bisnis kartu truth-or-dare dan board game terlihat kurang menarik. Komentar-komentar itulah yang juga sempat menurunkan semangat Joan untuk mempertahankan bisnisnya.

 

Kuasa Tuhan Ditunjukkan Melalui Media Sosial

Saat berpikiran untuk menutup bisnisnya, Joan menemukan keajaiban dari tangan Tuhan. Joan mengunggah konten di TikTok sebagai upayanya untuk memasarkan produk Vinct.Stuff. Saat itu, TikTok belum seramai sekarang. Tak disangka-sangka, konten tersebut menjadi viral dan dia kebanjiran pesanan.
 
Bahkan, dia dan kekasihnya sempat kehabisan stok. Karena masih baru memasarkan produk di TikTok, mereka juga belum memahami sistem pemasaran dan bagaimana mengelola stok di platform tersebut. Dari situlah, Joan mulai memperbaiki sistem bisnisnya dan kini semuanya sudah terorganisir dengan baik.

 

Proses Menerima Kondisi Naik Turun di Dunia Bisnis

Butuh perjalanan panjang sampai Joan bisa bangkit dan sukses seperti sekarang. Bertengkar dengan partner bisnis yang juga kekasihnya karena beda misi dalam berbisnis hingga memikirkan omzet yang turun membuat Joan kewalahan dan tak termotivasi untuk terus melanjutkan bisnis tersebut.
 
Namun, terus-menerus terpuruk dalam kondisi itu juga tak akan mengubah apapun, justru akan membawanya pada kondisi yang lebih buruk lagi. Selain itu, timnya juga menjadi alasan Joan untuk terus bertahan. Karena harus menggaji timnya setiap bulan, mau tidak mau Joan harus mengerahkan segala cara untuk tetap mempertahankan bisnis tersebut.
 
Saat kondisinya sedang buruk, entah itu karena masalah pribadi atau omzet yang turun, Joan tidak pernah menunjukkannya di hadapan timnya. Ketika di kantor, dia memasang ekspresi bahwa “semuanya baik-baik saja.” Menurutnya, jika dia terlihat stres karena kondisi bisnis yang sedang down, itu akan mempengaruhi performa tim dan memperburuk keadaan.
 
Jadi, Joan lebih memilih untuk menyimpan itu sendiri. Sesampainya di rumah, dia baru mengeluarkan semua perasaan dan emosinya. Bisa dikatakan, Joan sudah bermain apik dalam mengelola emosinya dan ini bisa menjadi tips juga untuk kamu yang sedang menjalankan bisnis. Tetap tenang dalam kondisi terburuk adalah kunci untuk bisa mengelola bisnis dengan baik karena ketenanganmu itu membantumu untuk bisa menemukan solusi yang tepat.

 

Dukungan dari Keluarga adalah Kekuatan Terbesar Joan

Beruntungnya, Joan dan Arya sama-sama memiliki keluarga yang mendukung bisnis Vinct.Stuff. Bahkan, keluarga mereka juga turut membantu ketika Vinct.Stuff kekurangan tenaga untuk packing dan mengantarkan paket. Sejauh ini, Joan tetap termotivasi untuk menjalankan bisnis tersebut karena dukungan luar biasa dari keluarganya.

 

Bagaimana Joan Menghadapi Tantangan di Dalam Dirinya?

Tahun kemarin menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Joan. Disibukkan dengan Vinct.Stuff, Joan juga masih harus menyelesaikan skripsi dan KKN. Ketika Joan stres karena skripsinya, dia harus tetap menjalankan bisnis dengan baik dan begitupun sebaliknya. 
 
Tidak ada yang tahu bahwa dia kewalahan dalam mengelola waktu dan emosi di kondisi tersebut, Joan berupaya untuk menyembunyikan masalahnya sendiri. Jelas, itu bukan hal yang mudah. Terlebih lagi, dengan adanya tim yang mengelola bisnisnya, Joan sempat kesulitan untuk mengatur emosinya di hadapan mereka.

 

Cara Joan Berdamai dengan Toxic Productivity

Karena sudah terbiasa disibukkan dengan bisnis sejak masih sekolah, Joan menganggap bahwa setiap harinya harus dihabiskan untuk hal-hal produktif. Joan merasa sangat bersalah ketika dia tidak melakukan apa-apa, bahkan hanya untuk satu hari saja. 
 
Untungnya, Joan bertemu dengan seseorang yang lebih dewasa darinya dan bisa memberikan wejangan yang menyadarkan Joan bahwa mindset-nya itu adalah toxic productivity. Padahal, merasa lelah dan tidak melakukan apa-apa di hari libur itu adalah hal wajar. Dari petuah itu, Joan mulai mengubah pemikirannya dan memberikan waktu rehat untuk dirinya sendiri.

 

Mindset dalam Dunia Bisnis yang Dinamis

Joan menanamkan mindset di dalam dirinya bahwa di dalam bisnis yang dinamis itu masih banyak orang yang ingin menjadi sepertinya. Jadi, dia berusaha untuk tetap kuat, terlebih ketika ada orang yang meminta motivasi dan tips seputar bisnis kepadanya.

 

Peran Tuhan dalam Perjalanan Bisnis Joan

Tidak dipungkiri, Tuhan berperan penting pada bisnis dan kehidupan Joan. Tanpa uluran tangan Tuhan, Joan mengaku bahwa dirinya tidak akan sekuat sekarang. Joan selalu mengambil sisi positif dari setiap kegagalannya. Jika kegagalan itu tidak bisa menjadi pelajaran untuk orang lain, setidaknya itu dapat menjadi pelajaran untuk dirinya sendiri.
 
Joan juga selalu berusaha untuk bersyukur dalam keadaan apapun. Misalnya, ketika TikTok shop ditutup, Joan dan kekasihnya berusaha untuk memasarkan produk mereka di platform-platform lain. Karena itulah, Joan belajar lagi tentang strategi-strategi pemasaran yang efektif. Menurut Joan, kondisi itu membuktikan bahwa kita harus berpikiran positif dengan masalah apapun karena kita tidak pernah tahu kebaikan apa yang akan kita dapatkan di akhir masalah itu.

 

Pelajaran dari Sebuah Perjalanan Hidup Joan Setianie

“Apa yang kamu pikirkan, itu yang akan terjadi di hidupmu.” Itulah mindset yang membantu Joan untuk lebih menerima keadaan, entah itu baik atau buruk. Dengan pola pikir itu, Joan selalu menikmati hidupnya. Begitupun ketika dirinya sedang dilanda masalah, Joan menjadikan kalimat ajaib itu sebagai motivasi untuk tetap terlihat bahagia dan berpikiran positif karena dia percaya bahwa pikiran positifnya itu akan mendatangkan hal-hal baik di hidupnya. Pikiran positif itu juga dipercayainya dapat membantu dia untuk menyelesaikan masalah.
 
Joan juga mengatakan bahwa kita tidak boleh malu untuk terus belajar. Joan selalu belajar bersyukur dengan pekerjaannya sekarang. Meskipun tidak bekerja kantoran dari pagi hingga sore, tetapi Joan tetap bersyukur karena bisa hidup mandiri dengan kerja kerasnya sendiri.
 
Joan juga merasa bangga bisa berada di titik saat ini. Dirinya merasa bahwa perjalanan bisnis dan hidupnya menjadikannya lebih dewasa dibandingkan Joan yang dulu.

 

Pesan untuk #Thinkers dari Joan Setianie

Untuk #thinkers, khususnya yang merupakan pebisnis muda, pasti kamu sering merasa tertinggal dari orang lain. Sebenarnya, itu hal yang wajar. Justru, kamu harus menjadikan itu sebagai motivasi untuk terus berkembang. Pada dasarnya, setiap orang itu istimewa. Jadi, setiap orang juga mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses dengan cara mereka.

Karena Healthink juga percaya bahwa kamu istimewa, maka Healthink berusaha untuk membantu kamu bangkit dari semua emosi burukmu dan mengembangkan dirimu sebaik-baiknya melalui video-video edukatif di Youtube Healthink dan konten-konten kesehatan mental di akun media sosial Healthink. Kamu harus follow akun media sosial Healthink untuk terus mendapatkan update konten yang membantumu untuk heal your think, think your health, dan mencapai kestabilan emosi untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Terbaru

Bangkit dari ADHD Lewat Support System
Bangkit dari ADHD Lewat Support System
25 Apr 2025
Tantangan Membangun Bisnis dan Peran Tuhan di Dalamnya
Tantangan Membangun Bisnis dan Peran Tuhan di Dalamnya
21 Mar 2025
Perjalanan Melawan Depresi dan Menemukan Harapan
Perjalanan Melawan Depresi dan Menemukan Harapan
26 Sep 2024
Menemukan Peluang dalam Keputusasaan Pasca Kuliah
Menemukan Peluang dalam Keputusasaan Pasca Kuliah
26 Sep 2024
People Come and Go? Terima Aja!
People Come and Go? Terima Aja!
26 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved