Bangkit dari ADHD Lewat Support System
Menu
  • Our Project
    • Bagian Dari Kita
    • Ruang Bertemu
    • Narasi Ahli
  • Topic
    • Healthy
    • Thinking
    • Resources
  • Connecting People
    • Find Your Community
    • Event
    • Class
  • Video
  • Submission
    • Writer
    • Community
    • Event
  • About Us

Bangkit dari ADHD Lewat Support System

ADHD itu nyata dan sering nggak disadari sejak kecil. Lewat cerita Zoai, kita diajak ngelihat pentingnya support system dan proses menerima diri.


25 Apr 2025 Sasmitha

Apa kamu pernah mendengar tentang ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)? ADHD adalah istilah medis untuk gangguan perilaku dan hiperaktif yang menyebabkan penderitanya kesulitan untuk fokus dan cenderung melakukan tindakan impulsif. Jadi, bisa dikatakan bahwa ADHD adalah penyakit mental yang mengakibatkan perubahan perilaku pada penderitanya.
 
Sebenarnya, penyakit ADHD sudah bisa terlihat sejak usia dini. Namun, karena belum banyaknya orang tua yang ‘melek’ dengan kondisi ini, hal itu menjadikan mereka menganggap bahwa ADHD adalah suatu hal yang normal. Akhirnya, ADHD berkembang hingga dewasa dan -tentu saja- mengganggu kehidupan si pengidapnya. 
 
Sebut saja Zohar Mustika Zams atau akrab disapa Zoai, dia adalah salah satu pengidap ADHD. Awalnya, dia tidak menyadari tentang gangguan yang dialaminya itu. Berbagai gejala yang dirasakannya dianggap normal hingga akhirnya dia mengalami fase depresi yang ternyata merupakan bagian dari penyakit ADHD yang dideritanya.
 
Kepada Healthink, Zoai membagikan kisahnya kepada para #Thinkers tentang perjalanan untuk menerima kondisi diri sendiri, memperoleh support system, dan sembuh dari depresi.
 

Yuk, Kenalan dengan Zoai!

Zoai, sosok wanita satu ini adalah seorang pengusaha dan content creator yang sangat menyukai bidang digital marketing. Hal ini juga yang membawanya untuk membangun sebuah agensi digital marketing. 
 
Awalnya, Zoai mengaku ingin membangun sebuah agensi. Namun, karena tak adanya pengalaman di bidang itu, Zoai memutuskan untuk mulai dari nol dengan menjadi KOL (Key Opinion Leader) atau influencer di bawah naungan agensi lain.
 
Dari sana, pundi-pundi uang didapatkannya dan dia semakin bertekad untuk membangun agensinya sendiri. Akhirnya, cita-cita itu terwujud dan kini Zoai mengaku sangat senang dengan pekerjaan tersebut. Di balik layar, Zoai telah banyak membuat ide untuk meningkatkan viralitas konten dari brand-brand yang bekerja sama dengan agensinya.
 

Perjalanan Hidup Zoai

Dianggap nakal dan pembangkang, Zoai kerap berpindah-pindah sekolah. Saat SD, Zoai telah berpindah sekolah sebanyak tiga kali. Hal itu juga berlanjut saat dia duduk di bangku sekolah menengah (SMP dan SMA).
 
Namun, setelah dewasa dan berkonsultasi dengan psikiater, kebiasaannya yang suka berpindah-pindah sekolah itu ternyata baru disadarinya sebagai bagian dari gejala ADHD.
 
Sebenarnya penyakit ADHD ini memang sudah bisa terlihat sejak masa kanak-kanak. Biasanya, hal yang paling mudah terlihat dari anak-anak penderita ADHD adalah perilaku hiperaktif yang menjadikan mereka tidak bisa fokus dalam jangka waktu lama, seperti mengikuti pelajaran di sekolah. Namun, biasanya anak-anak semacam itu mempunyai kecerdasan yang luar biasa.
 
Albert Einstein dan Thomas Alva Edison contohnya. Dua tokoh jenius dunia itu ternyata juga merupakan pengidap ADHD. Mereka sering bermasalah di sekolah hingga dikeluarkan oleh pihak sekolah. Tetapi, mereka bisa membuktikan bahwa mereka ternyata benar-benar pintar, kan?
 

Awal Mula Zoai Menyadari Dirinya Mengidap ADHD

Semuanya dimulai pada awal 2018. Di tahun itu, ada banyak perubahan yang terjadi pada Zoai selama berbulan-bulan. Dirinya yang dulu suka dandan, menjadi enggan untuk merawat diri.
 
Dorongan untuk memperbaiki diri muncul dan menjadi awal mula Zoai mencoba dunia influencer. Baginya, menjadi influencer adalah jalan untuk dia mau merawat diri lagi karena harus tampil oke di depan kamera. 
 
Setelahnya, Zoai mengalami batuk dan sakit kepala berkepanjangan. Ketika hasil rontgen tidak menunjukkan gejala penyakit fisik apapun, akhirnya dia dirujuk ke psikiater. Dari sanalah Zoai didiagnosa mengidap depresi dan anxiety.
 
Di 2021, Zoai merasa bahwa dirinya tidak kunjung membaik, bahkan setelah rutin mengonsumsi obat-obatan dari psikiater. Setelah mengisi serangkaian kuisioner baru, barulah dia mengetahui bahwa penyakit mental yang dideritanya bukan depresi atau gangguan kecemasan saja, tetapi ADHD. Saat itulah, Zoai mulai memahami bahwa diagnosa awal yang menyebutkan bahwa dirinya menderita BPD (Borderline Personality Disorder), anxiety, dan depresi adalah bagian samar dari penyakit ADHD.
 
Penyakit ADHD menjadikan Zoai memandang dunia tidak sama dengan orang normal pada umumnya. Sama seperti kebanyakan gangguan mental lainnya, sesuatu hal yang bagi orang normal adalah hal biasa adalah hal yang sulit dilakukan oleh penderita ADHD. 
 
Tentu saja, di masa-masa itu, Zoai sangat membutuhkan bantuan dari orang terdekatnya. Namun, justru dia tidak mendapatkan dukungan yang seharusnya. Sebaliknya, orang terdekat menjadi alasan terbesar Zoai jatuh ke jurang depresi hingga berpikiran untuk mengakhiri hidup.
 

Cara Zoai Bangkit dan Mau Menjalani Kehidupannya Lagi

Saat berada di fase depresi, Zoai mengaku bahwa dirinya kesulitan untuk beraktivitas. Bahkan, sekadar bangun dari tempat tidur atau makan saja menjadi hal yang sulit dilakukan. Orang-orang terdekat menganggap bahwa itu hanyalah akting semata. Mereka tidak mau memvalidasi kondisi Zoai dan justru menghakiminya.
 
Zoai mengatakan bahwa hal tersedih adalah ketika trigger utama yang menjadikannya depresi adalah keluarga. Mereka yang seharusnya menjadi pendukung utama, justru menjadi sumber trauma.
 
Namun, tak ingin terus-terusan terpuruk dan menjalani hidup berantakan, Zoai berusaha kembali menjalani hidup. Di sinilah dia mulai mempraktikkan teknik grounding. Teknik ini berfokus pada pengalihan pikiran dan emosi negatif. Biasanya, Zoai akan menapak kaki dan menyadari berbagai hal di dirinya ataupun sekitarnya seperti melihat warna dan mengecap rasa, di manapun dan kapanpun dia berada.
 
Afirmasi positif ke diri sendiri juga selalu dilakukannya. Cara ini membantu Zoai untuk memaafkan apapun yang telah terjadi di masa lalu dan tak perlu mengkhawatirkan masa depan. Yoga dan meditasi juga dijalani Zoai untuk bisa menenangkan pikiran. 
 
Dengan melakukan berbagai cara tersebut, kini Zoai mulai bisa menerima masa lalu. Ketika kenangan buruk dari masa lalu itu datang, Zoai sudah mampu untuk mengontrol emosi dan menerima masa lalu itu sebagai bagian dari perjalanan hidupnya. Begitupun ketika kekhawatiran akan masa depan itu tiba-tiba datang, Zoai sudah bisa mengontrol kekhawatiran itu dengan berkata “nggak perlu khawatir karena kamu masih bisa melakukan hal-hal baik hari ini agar masa depan juga jadi baik.”
 

Perubahan yang Dirasakan Setelah ke Psikiater

Sebelum datang ke psikiater, Zoai selalu mencerna semua omongan orang, entah itu baik ataupun buruk, yang pada akhirnya menjadikan dirinya cemas ataupun marah berlebihan. Namun setelah ke psikiater, Zoai mulai bisa lepas dari emosi itu dengan belajar mengapresiasi diri.
 
Setiap pagi, Zoai harus berkaca di depan cermin sambil memeluk diri dan berkata “kamu berharga, kamu berhak dicintai, dan kamu berhak bahagia.” Berkat afirmasi itu, kini Zoai mulai bisa menyaring omongan-omongan orang tentang dirinya.
 
Namun, tindakan itu menjadikan Zoai dicap sebagai pembangkang oleh orang-orang sekitar. Zoai yang sebelumnya dikenal sebagai anak penurut kini telah berubah menjadi Zoai yang tak akan menggubris omongan buruk orang tentang dirinya. Namun tak apa, bagi Zoai itu satu-satunya solusi terbaik untuk kesehatan mentalnya.
 

Support System dan Perjalanan Sembuh dari Depresi

Setelah mengalami fase berat hingga tak bisa melakukan aktivitas apapun selama tiga hari, Zoai diharuskan untuk menjalani terapi selama tiga bulan bersama psikolog dan berkonsultasi ke psikiater seminggu dua kali. Dirinya juga membuat keputusan besar dengan menjauh dari orang-orang yang menjadi trigger utamanya. 
 
Dengan menjaga jarak dari trigger utama, rutin ke psikolog dan psikiater, sering bertemu dengan teman-temannya, dan fokus dengan kegiatan positif seperti yoga dan meditasi, kini Zoai merasa bisa benar-benar terlepas dari bebannya selama ini dan kembali hidup menjadi manusia yang utuh.
 
Zoai juga sangat berterima kasih kepada Patty Patricia, support system yang selalu hadir ketika kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Zoai juga sering bercerita kepada adiknya, Desca. Saat beberapa kali keinginan untuk menghilang dari dunia itu terlintas, dua orang itulah yang selalu menjadi tujuan pertamanya untuk menanyakan “apakah aku masih layak hidup di dunia?”
 
Beruntungnya, jawaban dari dua orang itu selalu bisa menyelamatkan nyawanya, lagi dan lagi. Karena itu, Zoai mengatakan kepada para #Thinkers bahwa ketika kita berada di fase depresi, satu-satunya hal yang kita butuhkan adalah seseorang yang benar-benar hadir buat kita.
 

Pesan dari Zoai untuk Para #Thinkers

Zoai berpesan bahwa semua orang harus mulai aware dengan masalah mental karena hidup akan lebih bahagia ketika kita bisa mengerti kondisi diri sendiri maupun orang lain. Content creator yang satu ini juga berpesan kepada orang-orang di luar sana bahwa jangan lagi menganggap anak ADHD sebagai anak bodoh, nakal, atau cacat. Anggaplah para anak ADHD itu sebagai masa depan karena pada dasarnya mereka adalah orang-orang jenius yang hanya butuh diperlakukan baik dan dengan cara khusus.
 
Zoai juga berpesan untuk kamu yang sering berpikiran untuk mengakhiri hidup, kamu sebenarnya tidak ingin melakukannya. Kamu hanya ingin keluar dari masalah yang membuatmu muak dengan hidup. Jadi, daripada kamu mengakhiri hidup, lebih baik kamu coba cari akar masalahnya dan selesaikanlah.

Karena itu, mulai sekarang, kamu harus berani mengenal dirimu sendiri dan mencoba untuk heal your think, think your health! Bersama Healthink, kamu bisa kenal lebih jauh dengan kondisimu karena di sini kami berikan banyak insight baru tentang kesehatan mental. Follow akun YouTube dan media sosial Healthink, cek berbagai konten di sana, dan cobalah refleksikan itu ke dirimu sendiri untuk bantu kamu bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Terbaru

Bangkit dari ADHD Lewat Support System
Bangkit dari ADHD Lewat Support System
25 Apr 2025
Tantangan Membangun Bisnis dan Peran Tuhan di Dalamnya
Tantangan Membangun Bisnis dan Peran Tuhan di Dalamnya
21 Mar 2025
Perjalanan Melawan Depresi dan Menemukan Harapan
Perjalanan Melawan Depresi dan Menemukan Harapan
26 Sep 2024
Menemukan Peluang dalam Keputusasaan Pasca Kuliah
Menemukan Peluang dalam Keputusasaan Pasca Kuliah
26 Sep 2024
People Come and Go? Terima Aja!
People Come and Go? Terima Aja!
26 Sep 2024

      

© 2025 Healthink - All rights reserved